PB RTA Muktamar ke-6, Pj Gubernur: Terus Berkontribusi untuk Aceh

Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Pengurus Besar (PB) Rabithah Taliban Aceh (RTA) menggelar kongres muktamar ke-6 tahun 2023. Muktamar yang digelar mulai tanggal 9 hingga 11 Juni 2023, berlangsung di aula Hotel Diana Banda Aceh, Jumat (9/6/2023).

Muktamar yang diinisiasikan oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh mengusung tema “menumbuhkan semangat kolaboratif santri dalam mengawal pembangunan dan syariat Islam di Aceh” dan dibuka langsung oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh Musmulyadi. Dalam sambutannya, Pj Gubernur menyampaikan bahwa, Pemerintah Aceh menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rabithah Thaliban Aceh, yang lebih dua dekade sejak dibentuk pada 7 April 1999. Pasalnya, PBRTA telah banyak berperan, tidak hanya menyampaikan risalah agama, melainkan juga telah berperan sebagai katalisator dan memberikan kontribusi positif bagi Aceh, hampir di seluruh bidang pembangunan.

“Kami berharap agar Rabithah Thaliban Aceh terus menjadi mitra strategis untuk mengawal setiap kebijakan pembangunan pemerintah,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh Musmulyadi saat membacakan sambutan Gubernur.

Pemerintah Aceh berharap, pertemuan ini sangat bermakna mengingat keharmonian hubungan dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan santri, serta seluruh elemen masyarakat lainnya, akan mewujudkan sinergitas dalam rangka mensuskeskan program pembangunan di Aceh.

“Perlu diketahui bahwa dalam konteks sosial, kultur dan politik masyarakat Aceh saat ini, keharmonisan dan kebersamaan merupakan asas utama untuk keberlangsungan pembangunan,” ucap Musmulyadi.

Maka, para santri dipastikan memiliki peran yang sangat penting sebagai subjek dalam membangun masyarakat Aceh yang dikenal sangat religius dan telah memiliki hak untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah. Kesempatan baik yang diberikan Pemerintah Pusat untuk pelaksanaan Syariat Islam di Aceh, sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi para santri sebagai subjek pembangunan. Salah satu tantangan Rabithah Thaliban Aceh adalah dalam upaya mempersiapkan diri dengan memperkuat karakter para santri, terlebih di era milineal, dalam menyampaikan risalah agama sekaligus mampu mengintegrasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ditambah lagi dengan tantangan eksternal di era global yang bergerak begitu progresif, yaitu adanya upaya pelemahan syariat dengan berbagai strategis pendangkalan baik aspek akidah, ibadah dan muamalah umat Islam di Aceh.

Pada tataran ini, kami sangat yakin Rabithah Thaliban Aceh sebagai sebuah organisasi santri dengan semangat militansinya mampu menjawab problematika tersebut yang pada gilirannya nanti, cita-cita menjalankan Syariat Islam secara kaffah akan terimplementasi secara baik dan benar. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, maka Rabithah Thaliban Aceh harus menjadi organisasi pemersatu seluruh santri dari berbagai bentuk dayah di Aceh.

Rabithah Thaliban dengan semangat kolaboratif harus mampu mengayomi seluruh santri dan alumni dayah, menjadi rumah bagi setiap orang, baik yang yang sedang menuntut ilmu, maupun yang pernah belajar di dayah.

“Pada kesempatan ini, perlu juga kami sampaikan bahwa situasi politik menjelang pemilu 2024 mendatang sangat dinamis. Dinamika politik saat ini, yang seharusnya dapat mencerdaskan dan mendewasakan umat, justru hari-hari ini dinamika tersebut telah menghilangkan rasa beragama, berbangsa dan bernegara. Salah satu penyebab utamanya adalah pengaruh penyebaran hoaks dan ujaran kebencian melalui media yang sulit dibendung,” ujar Musmulyadi membacakan teks sambutan Pj Gubernur Aceh.

Oleh karena itu, dalam menyikapinya kami mengajak kepada semua santri yang tergabung dalam Rabithah Thaliban Aceh agar secara praktis dapat melawan berbagai anasir negatif berupa penyebaran hoaks dan ujaran kebencian, dengan pola edukatif yang mencerdaskan masyarakat agar pemilu mendatang bisa berjalan dengan aman. Yang juga tidak kalah pentingnya, agar masyarakat Aceh terus merawat perdamaian dan menjaga Ukhuwah Islamiyah.

“Bagi kami dan kita sekalian, tentu Ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan semua pihak sangat penting artinya. Apalagi saat ini Pemerintah Aceh sedang giat-giatnya melaksanakan program pembangunan di segala bidang, baik bidang ekonomi, pendidikan, agama dan lain sebagainya,” ucap Musmulyadi lagi.

Maka untuk itu, diperlukan sinergitas seluruh elemen masyarakat Aceh terutama Rabithah Thaliban, untuk bersama- sama mensukseskan seluruh program pembangunan Aceh tersebut. Terakhir, sesuai dengan AD/ART bahwa tahun 2023 ini Rabithah Thaliban Aceh mengadakan pemilihan pengurus baru untuk tiga tahun kedepan. Maka dalam momentum kongres dan mukhtamar ini, kami mengajak semua kita yang hadir, bahwa sebesar apapun hambatan yang ada, semangat musyawarah tetap harus dibangun dengan niat yang baik, saling menghormati dan saling percaya dalam rangka mewujudkan kepentingan yang lebih besar bagi umat Islam di Aceh. Ingat sebuah petuah Aceh “Bak Rang Patah Bek Tapeh Binteih, Bak Ubong Tireih Bek Taleung Tika, Wate Mupakat Hate Beugleh, Bek Arang Abeh Buso Han Taja”.

Acara ini turut dihadiri oleh ulama kharismatik Aceh, Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab alias Tusop, Tu Bulqaini Tanjongan, Waled Husaini, Abi Muhib, mantan Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Bustami Hamzah, Ketua Mahkamah Syar’iyah Jantho, Reza Fahlevi dan unsur Forkupimda Aceh dan Perwakilan Polda Aceh dan Pangdam IM.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT