Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Seorang warga muslim di Aceh, Arif (50) mendapatkan amplop dari etnis Tionghoa yang merayakan Hari Raya Imlek di kawasan Banda Aceh.
“Dapat empat amplop, total Rp80 ribu,” kata Arif (50) saat diwawancarai wartawan media ini, di Peunayong, Banda Aceh, Minggu, 22 Januari 2023.
Menurut Arif, ia dipanggil saat mengawasi parkir di jalan WR Supratman, Peunayong, Banda Aceh, lalu diserahkan beberapa amplop warna merah.
“Alhamdulillah, lumayan juga,” ujar pria yang mengenakan pakaian juru parkir dan tinggal di Aceh Besar ini.
Ia mengaku, setiap pagi datang ke Peunayong untuk menjadi juru parkir, termasuk hari Minggu.
Seperti diketahui, setiap 22 Januari menjadi momen penting bagi penganut agama Konghucu. Selain sebagai hari raya juga momen tahun baru dalam penanggalan Cina.
Secara terpisah, Penyuluh Agama Islam Aceh Besar, Tgk Zulhijmi SHI MH mengatakan bagi orang Tionghoa, Imlek merupakan momen penting yang diartikan sebagai malam pergantian tahun. Tak jarang mereka membuat perayaan pada tahun baru tersebut dengan berbagai macam tradisi. Misalnya santunan kepada masyarakat dari berbagai agama.
“Ini indikasi dan bukti kerukunan beragama dalam masyarakat Aceh berjalan maksimal. Bahkan mereka tak merasakan gangguan oleh muslim setempat,” jelas penyuluh agama yang bertugas di KUA Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Menurutnya, terima santunan bukan berarti mengikuti atau tunduk pada agama mereka, hanya sebagai toleransi yang diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan ketentuan hukum Islam. Ini merupakan hal yang sama seperti bantuan pasca tsunami di Aceh dari berbagai negara berbeda agama.
Perayaan Imlek pun bahkan dilakukan oleh muslim Tionghoa. Namun berbeda dan dikemas dengan nuansa islami seperti bersedekah, berzikir, mengadakan pengajian sepeti muslim Tionghoa di Yogyakarta, yang merayakan Imlek di masjid pada 2015 silam.
“Jadi ya tidak apa-apa, selama tidak ada merusak akidah,” tegasnya.
