Usai Laksamana Malahayati jadi Nama Jalan, Anis Baswedan Pugar Makam Sultan Aceh

Jakarta, Jaringanberitaaceh.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan pemugaran makam raja terakhir Aceh, Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah, di komplek TPU Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (13/12/2021).

Sultan Daud merupakan Sultan Aceh terakhir yang wafat dalam pengasingan di Batavia, pada 6 Februari 1939.

Pemugaran ini sebagai bentuk penghormatan kesekian kalinya yang dilakukan Pemprov DKI terhadap jasa pahlawan nasional dari bumi Serambi Mekah.

Beberapa waktu lalu telah diresmikan nama salah satu ruas jalan di Jakarta Timur menjadi jalan Laksamana Malahayati.

“Kita yang hari ini merasakan kemerdekaan, menyadari bahwa cikal bakal kemerdekaan ini berasal dari perjuangan ribuan tokoh-tokoh di berbagai tempat se-Indonesia. Aceh adalah salah satu provinsi yang amat banyak melahirkan pejuang kemerdekaan,” kata Anies melalui akun facebooknya seperti dilansir media ini, Senin (13/12/2021).

Perjuangan Sultan Daud memiliki ongkos yang amat mahal karena dia melepaskan semua yang menjadi kenyamanannya. Seorang yang dilahirkan dalam keluarga kesultanan dan memilih berjuang bersama rakyat. Itu adalah masa di mana kemerdekaan belum terlihat di depan mata. Itu adalah masa dikala orang memilih berjuang berdasarkan nilai yang diyakini sebagai kebenaran.

Kisah perjuangan Sultan Daud berakhir ribuan kilometer dari Aceh, beliau dikuburkan di tanah Jakarta.

“Karena itu kami ingin menyampaikan rasa hormat dengan memberikan pemugaran atas makam yang selama ini belum banyak dikenal, sebagai makam seorang tokoh amat penting, dalam perjalanan melawan penjajahan,” tegasnya.

Pemugaran ini menjadi pengingat kita bersama bahwa, Jakarta menjadi tempat peristirahatan terakhir begitu banyak pejuang. Kita harus selalu menghormati dan menghargai perjuangan mereka.

Di ujung tulisan yang indah itu, Anies menuturkan.

“Di dalam makam ini bersemayam tokoh yang luar biasa. Beliau teguh memegang prinsip. Inilah pejuang yang membangkitkan gelombang kebangkitan. Namanya terpatri dengan tinta emas sejarah bangsa.” (*)

spot_img
spot_img
spot_img

TERBARU

spot_img
spot_img

BERITA TERHANGAT

BERITA MINGGUAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT