Banda Aceh – Muhammad dan Ade termasuk pasangan yang ikut menentukan hak pilih pada perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), wali kota dan wakil wali Kota Banda Aceh. Pasangan ini menjadi keluarga yang tidak memicu kontroversi dalam menentukan hak pilih pada Pilkada 2024. Bahkan, keduanya saling leluasa, tanpa intimidasi, dan paksaan untuk menyalurkan aspirasi via kertas suara.
Siang itu, pada hari pesta demokrasi, Rabu, 27 November 2024, suami Ade berangkat dari rumah untuk melakukan survei kepadatan pengunjung tempat pemungutan suara (TPS) 08, Gampong Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, sekaligus menyalurkan hak pilih. Setelah Muhammad melakukan pencoblosan, lalu mengabari istri via android agar siap-siap dan menuju ke TPS, mumpung tidak ramai masyarakat yang antri memilih.
Muhammad segera kembali ke rumah, selanjutnya menjaga anak-anak yang masih kecil. Mereka secara bergantian menjaga buah hati, supaya dapat berkontribusi dalam pesta demokrasi. Istrinya pun bergerak menuju ke TPS.
Sebelum berangkat ke TPS, tidak ada pesan dan paksaan dari suaminya terkait pasangan wali kota dan wakil wali kota yang mesti dipilih. Suami sama sekali tidak memaksa kehendak untuk menyamakan pilihan, seperti yang telah dipilihnya. Sang istri juga tidak mengetahui pasangan yang dipilih oleh suami, meskipun sudah ada tanda tinta di jari kelingking.
Usai mencoblos kertas suara, Ade kembali ke rumah dan mengabarkan kepada suami bahwa hak pilihnya jatuh pada pasangan nomor urut satu, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalillah. Mengatahui pilihan istri, Muhammad tanpa ada reaksi kecewa atau menyesali pilihan istri. Muhammad juga memberitahukan bahwa dirinya memilih pasangan nomor urut tiga, Aminullah Usman-Isnaini Husda.
Ia sadar, sekarang era teknologi, eksistensi pasangan calon (Paslon) dan komitmen para kandidat untuk kemajuan Banda Aceh bisa ditelesuri di media sosial dan media massa. Tanpa ditelusuri, konten tentang kandidat juga akan masuk dalam andorid via media sosial, sehingga ia bisa memahami dan menentukan sendiri hak pilih pada pasangan yang layak.
Nuansa demokrasi yang dipraktikkan dalam keluarga pasangan Ade dan Muhammad menandakan iklim demokrasi yang digaungkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh menyasar semua lapisan masyarakat, yang membuat warga tercerahkan agar memilih sesuai hati nurani.
Pasca KIP Banda Aceh mengumumkan hasil Pilkada, Muhammad mengucapkan selamat kepada istrinya atas kemenangan paslon idaman, yaitu nomor urut satu, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalillah, yang telah menjadi pilihan hati dan keputusan sikapnya.
“Kemenangan kita adalah tidak saling memaksa dalam pilihan dan tidak menyia-nyiakan hak suara walau berbeda pilihan,” tutup Muhammad di hadapan istrinya.
*Penulis Amiruddin