Jakarta, JBA – Pengurus Pusat Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PP IPARI) mengadakan Webinar Nasional: Zero Waste Lifestyle, Pembuatan dan Manfaat Eco Enzyme Peran Penyuluh Agama dalam Pelestarian Lingkungan”. Acara yang diikuti penyuluh agama, ASN Kemenag, dan masyarakat umum ini dilaksanakan Rabu, 21 Mei 2025.
Direktur Penerangan Agama Islam, Dr. H. Ahmad Zayadi, M.Pd mengatakan kita disadarkan bahwa tanggung jawab penyuluh agama bukan hanya terkait dengan dakwah di ruang keagamaan semata, apalagi dakwah dibungkus dengan cara atau persepktif eskatologis. Ini perlu dibenah bersama. Ke depan dakwah agama harus lebih kontekstual yang kemudian mempertemukan agama dengan relasinya dan kehidupan umat manusia. Tentu dengan berbagai macam dimensi kemanusiaannya. Jadi dengan pengemasan dakwah semacam itu akan lebih konstektual. Itu sebab kita sambut luar biasa program tersebut.
Menurutnya, agama memiliki pesan-pesan dan memiliki relasi yang sangat kuat dalam kaitan penjagaan serta pelestarian alam.
“Saya kira agama apa pun memiliki pesan dan relasi yang sangat kuat dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan,” jelas Ahmad Zayadi dalam acara yang dipandu Sekretaris Umum PP IPARI, Hj. Elvi Anita Afandi.
Ia menyebutkan dalam Islam, ketika muslim paham tugas manusia sebagai khalifah, maka kekhalifahan itu diberangi dengan tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan alam yang saat ini didiami manusia. Sejatinya apa yang kita nikmati sekarang adalah pinjaman atas hak-hak anak cucu di masa depan.
“Norma semacam itu, maka turunan dalam bentuk aksi kita adalah melarang perusakan lingkungan, menjaga keseimbang ekosistem, hemat dan tidak boros menggunakan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan. Jadi ada batasnya memanfaatkan lingkungan sekaligus bertanggung jawab atas keberlanjutan alam,” jelasnya dalam acara yang dihadiri Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag, Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam, Dr. H. Jamaluddin M. Marki, Lc., M.Si, Ketua Umum PP IPARI, H. Daloh Abdaloh, M.Ikom, Pelopor Gerakan Eco Enzyme Internasional, dr Joean Oon dan Ketua Go Green Enzim Bakti Indonesia, NS Linda.
Ahmad Zayadi menegaskan gerakan menanam pohon tentu bukan hanya dalam konteks penjagaan lingkungan, tapi termasuk amal jariyah dan sekaligus perlindungan hewan. Isu semacam ini amat penting dan mesti digaungkan oleh penyuluh agama.
“Kita bersyukur kegiatan seperti ini sudah sering dilakukan seperti saat pertama lahir IPARI. Sambutannya ketika itu luar biasa,” ujarnya.
Dalam konteks kehidupan masyarakat, kata Ahmad Zayadi, ada beberapa implementasi praktis yang bisa menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga lingkungan atau mendaur ulang limbah. Termasuk mengurangi emisi karbon, reboisasi penghijauan, dan yang paling penting sesuai tugas penyuluh agama adalah edukasi lingkungan. Dalam perspektif umat beragama, pelestarian lingkungan bagian dari praktik ibadah. Mari memperluas kafring dan menambah gerakan kita tentang isu lingkungan