JBA – Amiruddin, Penyuluh Agama Islam (PAI) Non PNS, yang mengabdi di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Besar. Menjadi PAI Non PNS sejak 2017-sekarang, dan saat ini sedang menunggu SK pengangkatan sebagai PAI dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), setelah mengukti seleksi PPPK tahun anggaran 2022.
Ia lahir di Desa Meurandeh, Aceh Tamiang, 12 Juni 1989. Menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) di Fakultas Hukum dan Syariah, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, pada 2012 silam.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai PAI, Amiruddin melakukan pembinaan di berbagai lembaga dan komunitas, seperti Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Banda Aceh dan Dayah Nurul Fikri. Selain itu, ia membina remaja dan pemuda yang tergabung dalam komunitas sosial.
Tahun 2023, Amiruddin berkomitmen mengikuti seleksi Penyuluh Agama Islam Award 2023, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Sehingga, ia bersama enam PAI lainnya berkesempatan ikut seleksi PAI Award 2023 tingkat nasional, mewakili Aceh atas nama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh.
“Hasil ini saya ketahui setelah Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag RI mengumumkan nominasi terbaik yang berhak ikut tahapan berikutnya,” ujar Amiruddin, pria yang akrap disapa Abu Teuming.
Bagi kalangan PAI di Aceh, Amiruddin sudah dikenal sebagai sosok penyuluh milenial yang aktif menulis berbagai isu, termasuk menciptakan konten dakwah dan keagamaan.
Ia memublikasi tulisan melalui media ternama di Aceh, seperti Harian Serambi Indonesia dan media online lainnya. Selain itu, Amiruddin memiliki platform digital berupa blog pribadi, dengan alamat akses “abuteuming.com“. Karena produktif menulis dan menayangkan di berbagai platform, Amiruddin dikenal sebagai blogger yang juga tergabung dalam komunitas “Agam Inong Blogger” atau komunitas blogger Aceh.
Sebagai penulis produktif, ia membranding diri dengan nama pena “Abu Teuming”, sehingga semua platform media sosialnya menggunakan nama pena tersebut.
Hobinya terhadap menulis membuat Amiruddin mencari orang-orang yang sefrekuensi dengannya. Atas niat ini, ia menjadi anggota aktif Forum Lingkar Pena (FLP) Banda Aceh dan menjabat Wakil Koordinator Forum Aceh Menulis (FAMe).
Melalui wadah FAMe, Amiruddin tidak hanya mencerap ilmu menulis dan jurnalistik, tetapi menjadi mentor karya tulis ilmiah dan karya ilmiah populer dengan berbagai peserta seperti siswa, mahasiswa, dosen, guru dan masyarakat umum lainnya.
Pria yang tercatat sebagai Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Provinsi Aceh ini juga mendedikasikan waktunya untuk mengajar menulis bagi Penyuluh Agama Islam (PAI). Saat ini, melalui Bidang Humas FKPAI Aceh, ia membuat program rutin menulis bagi PAI.
“Program menulis itu penting, agar penyuluh agama mampu melahirkan narasi positif dan bernilai edukatif, sehingga dakwah bisa menjangkau masyarakat luas,” ucap Amiruddin yang juga anggota aktif Persatuan Humas (Perhumas) Provinsi Aceh.
Posisinya sebagai ketua FKPAI Aceh, menjadikan Amiruddin sebagai jembatan penghubung antar penyuluh agama Islam di Aceh, yang saat ini tercatat 2000 lebih Penyuluh Agama Islam Non PNS. Sekaligus penghubung PAI Non PNS dengan PAI PNS.
Kesibukan Amiruddin di dunia menulis telah menuai berbagai prestasi, yang membuat pria berusia 34 tahun ini terus termotivasi menghasilkan karya tulis.
Pada 2014, Amiruddin pernah meraih juara tiga lomba menulis artikel, yang dilaksanakan The Aceh Institute. 2016, pernah jadi 20 nominasi terbaik lomba Menulis Cerpen, yang dilaksanakan Persatuan Guru Nadhlatul Ulama (Pergunu) PC Maroko. Dua puluh cerpen terbaik kini telah dibukukan.
Pada 2019, meraih juara 1 lomba Flash Blogging (Menulis Blog), yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) kerja sama dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh, dengan tema Sosialisasi Aceh Tangguh Melalui Literasi 4.0.
Kurun waktu 2021, Amiruddin meraih dua juara, yang hadiahnya lumayan menggiurkan. Pertama, juara dua lomba menulis esai, yang digelar Kepolisian Daerah (Polda) Aceh pada Juni 2021, dengan tema Lebaran Indah Tanpa Mudik. Kedua, jelang akhir tahun 2021, ia meraih juara tiga menulis artikel, dilaksanakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Aceh, dengan tema; Kondisi Ketahanan Migas dan Multiplier Effect Migas bagi Pembangunan Nasional serta Kearifan Budaya Lokal Mendukung Kelancaran Migas.
Tahun 2022, pria dua anak ini juga menoreh tinta emas, meraih juara 1 lomba Menulis Feature dalam rangka HUT ke-10 Media Pos Aceh, dengan tema Kebersihan Lingkungan. Tema ini selaras dengan ajang PAI Award 2023 yang ia ikuti, dengan kategori Pelestarian Lingkungan.
Selanjutnya, momen Ramadhan 2023, ia meraih juara 1 lomba Menulis Esai Nasional, yang diselenggarakan lembaga El Mas’udy Indonesia, dengan tema “7 Tahun Kiprah El Mas’udy Indoensia untuk Umat.”
Selain itu, 3 Mei 2023, Amiruddin meraih juara 1 Lomba Drama yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, dengan tema “Kerukunan Antarumat Beragama.”
Pada Juni 2023, Abu Teuming meraih juara 1 Penyuluh Award 2023 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar. Dan 22 Juni 2023, ia dinobatkan sebagai terbaik satu Penyuluh Agama Islam Award Kanwil Kemenag Aceh 2023, dengan kategori Pelestarian Lingkungan. Dalam lomba ini, ia mengangkat judul “Pembinaan Pelestarian Lingkungan Berbasis Syariah bagi Jurnalis.”
Saat ini, Amiruddin sedang mengikuti berbagai lomba menulis lokal dan nasional. Beberapa lomba sedang menunggu hasil penjurian.
“Semoga ada kabar baik,” pungkas Redaktur Media Suluh Agama.
Penyuluh agama yang melek teknologi ini juga dikenal sebagai penyuluh agama mulitalenta, sebab hampir semua skil ia kuasai, seperti mengedit video, desain grafis, publik speaking dan berbagai skil berbasis digital lainnya.
Tidak heran, pria lulusan Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie Aceh Besar ini menjadi ikon Penyuluh Agama Islam di Aceh. Kegigihan dan keterampilannya kerap dipergunakan untuk membantu fungsi kehumasan di Kanwil Kemenag Aceh dan Kankemenag Kabupaten Aceh Besar.
Amiruddin memiliki moto; hidup adalah membantu. Itu sebab, ia sangat diperhitungkan dalam berorganisasi, karena siap membantu realisasi program organisasi. Tidak heran, jika ia mengemban beragam tugas organisasi dan tercatat dalam 15 organisasi berbeda serta beda visi misi.