Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Ketua Barisan Pemuda Peduli Pendidikan Aceh (BP3A), Sabaruddin mengatakan aksi yang dilayangkan PII datanya rapuh dan tidak memiliki pandangan yang komprehensif. Pasalnya tuntutan mereka meminta Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh mengundurkan diri.
Sabarudin menduga ada sosok yang memotori aksi demonstrasi tersebut. PII telah menyurati Kadisdik Aceh untuk beraudiensi, namun tidak pernah bertemu, justru PII hanya pernah bertemu Sekdis.
“Jika tidak pernah bertemu meski sudah masukkan surat audiensi, tapi hanya bertemu dengan sekretaris, hal ini menandakan aksi demonstrasi salah satunya faktor sakit hati,” katanya.
Sabarudin juga menerangkan Kadisdik Aceh digaji bukan untuk beraudiensi dengan PII, tapi digaji untuk menjalankan amanat undang-undang dan gubernur. Sabarudin menganggap wajar aksi demonstrasi jika dilakukan di kantor gubernur dengan alasan yang sama tidak bertemu dengan orang yang dituju (gubernur), namun dalam hal ini PII salah masuk ranjang tempur, sehingga dapat disimpulkan aksi demo ini tidak memiliki substansi.
Berbeda kalau pejabat yang dipilih secara langsung oleh rakyat, namun tidak menerima audiensi atau silaturahmi dengan masyarakat itu patut disesali. Kadisdik Aceh tidak dipilih secara langsung oleh rakyat, maka gerakan ini tidak memiliki substansi yang jelas.
Sabarudin menantang dialog terbuka dengan para pendemo, agar membuktikan misi demo memiliki dasar kuat dan yang diperjuangkan benar-benar kepentingan publik.