Banda Aceh, JBA – Emak-emak berseragam ungu duduk santai di bawah tenda berukuran 2×2 meter depan Anjungan Bener Meriah. Mereka tampak fokus menyaksikan pertunjukan kesenian Didong di atas pentas berjarak 10 meter dari stand kuliner yang ada di sana.
Meja-meja di stand itu disusun berbagai kuliner khas daerah Gayo. Dari sekian banyak, di sudut meja, terlihat makanan berwarna orange kemerahan yang cukup membuat penasaran.
Makanan satu ini tampak indah karena dimasukkan dalam gerabah kecil bercorak motif Gayo. Suku Gayo menyebutnya Suel Petukel. Makanan tradisional itu terbuat dari buah labu tanah yang direbus atau dikukus.
“Suel Petukel ini dari labu tanah, hanya dikukus saja sudah jadi,” kata Sekretaris PKK Kabupaten Bener Meriah, Ova Danila, Rabu 8 November 2023.
Makanan yang satu ini cukup digemari khususnya masyarakat Gayo. Apalagi untuk membuat Suel Petukelcukup mudah, labu tanah itu dipotong kecil sesuai keinginan. Kemudian dikukus dengan sedikit menaburkan garam di atasnya.
Cukup sekitar 15 menit untuk mengukus labu ini, kata Oval, kemudian dimasukkan dalam gerabah guna disirami gula aren cair yang asli buatan masyarakat Gayo.
Untuk menciptakan cita rasa semakin nikmat, labu disirami gula aren cair. “Rasanya lemak sekali, dicampur pakai aren lebih enak,” ujarnya.
Oval mengungkapkan Suel Petukel tidak memiliki ragam cita rasa seperti banyak makanan lainnya yang dapat dicampuri bahan-bahan tambahan. Cukup dengan gula aren saja.
Kuliner khas ini masih manja di lidah masyarakat usia non produktif (orang tua), sedangkan bagi anak muda belum tentu mereka menyukainya. Tidak diketahui alasannya kenapa, tapi kenyataannya seperti itu.
Biasanya, masyarakat di sana sering menikmati Suel Petukel ketika pulang dari kebun, apalagi prosesnya sangat mudah dan tidak butuh waktu lama. Terutama saat musim hujan, makanan ini menjadi favorit.
“Kebanyakan orang pulang dari kebun, tinggal direbus, apalagi makannya sambil minum kopi, itu enak sekali, terutama saat musim hujan,” imbuh Ova.
Diterangkannya, Suel Petukel ini memang hanya menjadi makanan selingan. Tetapi, jika sering dikonsumsi sangat baik untuk mencegah penyakit, terutama bagi penderita sakit maag.
Selain baik bagi penderita mah, makanan tradisional Gayo itu juga sangat bagus untuk menghindari atau mencegah datangnya diabetes, hingga kolesterol. Karena kandungan gulanya sedikit.
Karenanya, disarankan kepada masyarakat untuk sering mengkonsumsi makanan khas tersebut sebelum terkena penyakit.
“Sangat dianjurkan. Kalau bisa itu dikonsumsi sesering mungkin sebelum sakit. Bukan ketika sudah sakit baru mengonsumsinya,” tuturnya.
Kata dia, karena ketika mengonsumsi Suel Petukel ini, maka otomatis sudah kenyang dan itu bisa mengurangi nasi. “Maka sering-sering lah konsumsi ini,” ucap Ova Danila.
Suel Petukel sendiri sebelumnya bukan lah makanan khas tradisional yang wajib dihidangkan pada setiap perhelatan adat atau pesta pernikahan di Bener Meriah. Tergantung kemauan pemilik acara.
Tetapi, mulai tahun ini Pemerintah Bener Meriah sudah menganjurkan atau mewajibkan penyediaan makanan tradisional pada setiap pesta perkawinan, sunat rasul serta berbagai kegiatan adat lainnya.