Po Meurah, Maskot Aceh PON XXI Aceh-Sumut 2024, Ini Arti dan Filosofinya

Banda Aceh, JBA – PON XXI 2024 Aceh-Sumut segera dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo pada Senin 9 September 2024 di Banda Aceh. Aceh dan Sumut masing-masing memiliki maskot tersendiri secara terpisah. Maskot Aceh pada PON XXI adalah salah satu yang menjadi perhatian atlet, official dan pengunjung.

Maskot Aceh untuk PON XXI Aceh-Sumut 2024 merupakan hasil seleksi yang sangat ketat oleh tim penilai pada sayembara yang dilaksanakan di Banda Aceh sejak tanggal 10 November hingga 30 November 2022 lalu.

Kala itu Pemerintah Aceh mempercayakan Tarmizi Abdul Hamid atau lebih akrab disapa Cek Midi, sebagai Ketua Tim Teknis dan Dewan Juri Sayembara Maskot PON XXI Aceh-Sumut 2024.

“Terdapat 130 karya desain maskot yang masuk kepada panitia saat proses seleksi pada tahun 2022. Tim penilai menetapkan juara pertama sesain berjudul Po Meurah dari hasil karya cipta Liwaul Hamdi Siddiq dari Kabupaten Pidie Jaya,” kata Cek Midi yang dikenal sebagai budayawan Aceh.

Berikut penjelasan dari Cek Midi, Ketua Tim Seleksi Maskot sekaligus budayawan Aceh, tentang makna yang ada maskot Aceh pada PON Aceh-Sumut 2024.

“Po Meurah, begitu sebutan untuknya. Orang Aceh menyebut gajah dengan laqab antara lain Po Meurah, Teungku Dimalem dan sebagainya. Jadi Po Meurah itu adalah gajah dalam sebutan Aceh,” kata Cek Midi.

Cek Midi melanjutkan, Po Meurah atau gajah Aceh begitu melegenda dalam perjalanan sejarah Aceh di masa Kerajaan Aceh Darussalam. Sosoknya sangat mulia bagi masyarakat Aceh dan raja.

“Po Meurah atau gajah Aceh adalah simbol kekuatan, kesetiaan, persahabatan dan persatuan. Gajah pada sangat besar jasanya bagi orang Aceh. Gajah adalah sahabat atau mitra kerja orang Aceh. Ia menjadi kendaraan dan armada perang di Aceh,” urai Cek Midi.

“Gajah juga digunakan kendaraan kebesaran Sultan dan petinggi petinggi Kerajaan Aceh,” tambahnya.

Filosofi Po Meurah

Po Meurah (Gajah Putih) adalah simbol kejayaan Kerajaan Aceh, tepatnya pada masa puncak kejayaan Sultan Iskandar Muda.

Dalam PON XXI, maskot Po Meurah menggunakan kupiah meukeutop yang merupakan topi khas tradisional Aceh yang sudah dikenal oleh manca negara. Kupiah meukeutop sudah menjadi ikon untuk Aceh.

Po Meurah menggunakan kain songket Aceh yang merupakan kain khas tradisional Aceh yang dibuat dengan sulaman, alat sederhana mempunyai makna semangat dan keyakinan.

Po Meurah menggunakan sayap atau jubah dari kain karawang yaitu kain asal Gayo, Aceh Tengah. Karawang dengan motif pucuk rebung sebagai simbol mempresentasikan sportivitas, mencapai level paling atas.

Po Meurah menggunakan tiga ring di dada sebagai makna prestasi, sportivitas dan solidaritas.

“Jadi, PON XXI kita jadikan sebagai ajang untuk memperkenalkan budaya dan kearifan lokal Aceh kepada publik nasional dan internasional, termasuk fair play atau sportivitas dan juga nilai solidaritas,” ujar pemilik Rumoh Manuskrip Aceh itu.

“Po Meurah sangat sportif, tak pernah mengganggu manusia, justru bersahabat dan memiliki solidaritas tinggi dengan manusia. Makanya jangan pernah ganggu gajah atau jangan pernah ganggu orang Aceh,” cerita Cek Midi.

Ditambahkan, gajah dan orang Aceh sangat setia jika tak pernah dikhianati.

“Dalam hal ini terdapat hadih maja atau kata mutiara: Ureung Aceh nye ka teupeh, bu leubeh han dipeutaba. Nye hana teupeh boh kreh jeut ta raba. Intinya jika orang lain berbuat satu kebalikan maka akan dibalas berlipatganda kebaikan oleh orang Aceh,” pungkas Cek Midi di Media Center PON Aceh – Sumut pada Minggu (8/9/2024) malam.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT