Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Ketua Umum Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), Tgk Mustafa Husen Woyla mengatakan sejak awal perkembangan Islam sudah ada orang yang mengacaukan pikiran muslim, termasuk tentang Alquran. Di Aceh juga baru-baru ini ada isu yang menganggap tidak relevan tes baca Alquran dengan calon legislatif.
“Pendapat dan pikiran seperti ini tidak akan mati, tapi akan terus tumbuh. Namun yang bisa dimatikan orangnya,” jelasnya saat ceramah bersama Gerakan Pemuda Subuh (GPS) di Masjid Syuhada Lamgugob, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu pagi, 10 Juni 2023.
Tgk Mustafa menyebutkan, sebagai muslim sejati dan ideal, tentu harus mampu membaca Alquran secara baik dan benar.
“Kalau tidak benar, bahaya dan bisa salah makna,” ujar aktifis dayah ini.
Selain itu, kata Tgk Mustafa, seorang muslim harus bisa mentadabbur Alquran. Hal ini penting untuk menghayati makna dan diaplikasikan dalam keseharian. Level berikutnya, seorang muslim harus mampu tafsir Alquran. Namun tingkatan ini hanya bisa dilakukan oleh ilmuan. Tidak boleh ditafsir oleh orang awam karena bisa salah tafsir.
Tingkat tertinggi adalah ijtihad Alquran sesuai dengan kapasitas ilmunya. Artinya, seorang muslim mampu memproduksi fikih berdasarkan pemahamannya terhadap Alquran, dan ini hanya mampu dilakukan para ulama.
Tgk Mustafa mengingatkan bahwa Alquran pedoman hidup manusia, maka penting memiliki kemampuan membaca dan tadabbur, jika tidak mampu ke level tafsir dan ijtihad. Demikian pula uji baca Alquran bagi bakal calon legislatif (Caleg) sangat penting dilaksanakan, bukan sekedar formalitas, tapi untuk menghasilkan yang berkualitas juga peduli terhadap isi Alquran.