Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Pada sesi terakhir pelatihan, peserta menangis, karena mengenang masalah dan kenakalan masa lalu. Seorang peserta perempuan, Riska Aulia mengatakan ada kawan yang di depan lain, di belakang juga lain. Kadang kawan merasa dia telah berbuat baik, padahal kita juga berbuat baik.
“Kan kita sama-sama berbuat baik, harusnya tidak saling menyalahkan, itu yang membuat saya menangis,” ucap Riska Aulia, siswa kelas II SMAN 2 Lhok Nga, Aceh Besar, usai penutupan Pelatihan dan Pendidikan Dasar Konselor Sebaya bagi Peserta Didik dalam Upaya Pencegahan Dini terhadap Penyalahgunaan Narkoba, yang dilaksanakan Dewan Pimpinan Pusat Inspirasi Keluarga Anti Narkoba (DPP IKAN) kerja sama dengan Dinas Pendidikan Aceh, dan dukungan anggota Komisi I DPRA, Darwati A Gani.
Selain itu, kata Riska, ada hal yang tidak suka pada diri sendiri, sehingga merasa menyesal atas sikap itu, lalu menetaskan air mata.
“Saya yakin, mereka yang menangis tadi karena ada beban hidup dan masalah masing-masing,” tegas Riska.
Sementara itu, Arief Noor Ikhsan, siswa SMAN 2 Unggul Ali Hasjimy juga sempat menangis, sebab bisa melepaskan dan membuang semua masalah terpendam, seperti masalah sekolah. Apalagi pemateri terus mengingatkan peserta agar mengeluarkan semua emosi jahat, karena itu semua sampah yang harus dibuang.
“Semua punya masalah privasi, yang tak mungkin disebutkan, tapi cukup membuat hati sedih hingga menetes air mata,” kata Arief yang juga ketua selama masa pelatihan yang berlangsung 20-22 Oktober 2021, di Banda Aceh.
Usai menangis, kata Arief, sambil mengenang masa lalu, membuat lega, plong, beban di hati dan pikiran hilang.
“Sebelumnya saya seperti sesak nafas, mungkin beban terlalu berat,” tegas Arief.
Rasanya, lanjut Arief, ingin mengajak orang lain, terutama yang punya masalah agar datang ke psikolog, supaya beban dan masalah selesai. (Red)
