Santri Aceh Dapat Inspirasi dari Kemenkeu: Kelola Uang Negara Itu Amanah

Lhokseumawe – Suasana semangat dan antusias tampak di Madrasah Aliyah Ulumuddin, Lhokseumawe. Puluhan santri mengikuti kegiatan Kemenkeu Mengajar 10 (KM10) yang digelar pada, Senin 10 November 2025.

Menariknya, kegiatan tahunan Kementerian Keuangan ini untuk pertama kalinya di Lhokseumawe digelar di lingkungan dayah — lembaga pendidikan Islam yang menjadi bagian penting dari masyarakat Aceh.

Kegiatan KM10 kali ini diisi oleh relawan dari berbagai unit vertikal Kementerian Keuangan. Mereka datang dari Kemenkeu Satu Lhokseumawe, seperti Bea Cukai, KPP, dan KPPN, serta dari luar daerah, di antaranya Bea Cukai Belawan, KPP Lubuk Pakam (Sumatera Utara), dan KPP Pangkalan Kerinci (Riau). Kehadiran relawan lintas wilayah ini menunjukkan semangat kolaborasi dan kebersamaan pegawai Kemenkeu dalam membangun literasi keuangan hingga ke pelosok daerah.

Kepala Madrasah Aliyah Ulumuddin, Musdar, S.Pd.I., M.Pd., menyambut baik kegiatan ini. Ia menyebut kehadiran Kemenkeu membawa semangat dan inspirasi baru bagi para santri.

“Kunjungan dari Kementerian Keuangan ini bukan hanya membawa pengetahuan, tapi juga inspirasi. Santri kami jadi tahu bahwa mereka juga bisa berkarier di instansi besar seperti Kemenkeu,” kata Musdar.

Ia menambahkan, kegiatan seperti KM10 sangat sejalan dengan pendidikan karakter di pesantren.

“Nilai yang diajarkan Kemenkeu sama dengan yang kami tanamkan di dayah: jujur, amanah, dan disiplin,” tambahnya.

Kepala KPP Pratama Lhokseumawe, Firman Tatariyanto, yang membuka acara secara resmi, mengatakan bahwa membangun bangsa tak hanya dilakukan di kantor, tetapi juga di ruang kelas.

“Kemenkeu Mengajar adalah bentuk nyata kepedulian kami untuk mendidik dan menginspirasi generasi penerus bangsa. Dari santri hingga siswa umum, semuanya punya peluang yang sama untuk berkontribusi bagi negeri,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala KPPN Lhokseumawe, Kurniawan, menekankan pentingnya memahami pengelolaan keuangan negara sejak dini.

“Kalianlah generasi yang akan melanjutkan estafet pengelolaan keuangan negara. Pahami bahwa APBN adalah milik rakyat dan digunakan untuk kesejahteraan bersama,” pesannya kepada para santri.

Sementara dari Bea Cukai, semangat berbagi disampaikan oleh Vicky Fadian, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Lhokseumawe. Ia mendorong para santri agar berani bermimpi besar.

“Jangan berpikir karena kalian belajar di dayah, kalian tidak bisa jadi pegawai Kemenkeu. Justru dari pesantren lahir generasi berintegritas dan berjiwa pelayanan publik,” tegasnya.

Tahun ini, KM10 mengusung tema “Mengenal Uang Kita, Menjaga Masa Depan”. Melalui tema itu, Kemenkeu ingin menanamkan kesadaran bahwa seluruh fasilitas publik seperti sekolah, jalan, dan layanan kesehatan dibiayai oleh penerimaan negara yang dikelola dengan tanggung jawab.

Pelaksanaan KM10 di Dayah Ulumuddin menjadi bukti nyata komitmen Kemenkeu Satu Lhokseumawe dalam memperluas edukasi fiskal hingga ke lingkungan pesantren. Sinergi antarunit dan relawan dari berbagai daerah juga menegaskan bahwa membangun negeri tak mengenal batas wilayah maupun latar belakang pendidikan.

“Dari dayah inilah kami yakin akan lahir calon pemimpin bangsa yang berintegritas dan siap mengelola uang negara dengan amanah,” tutup Vicky penuh keyakinan.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT