2 Penyuluh Agama Ikut Bengkel E to Soul Belia Islam di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam – Dua Penyuluh Agama Islam, Jihan Asfia Hamida dan Muhammad Shofi mendapat kehormatan menjadi delegasi Indonesia dalam Bengkel E to Soul Belia Islam MABIMS 0.1. Keduanya terpilih di antara delapan peserta lainnya yang berasal dari unsur guru madrasah dan pegiat dakwah di Direktorat Penerangan Agama Islam dan Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri (HKLN) Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Kegiatan yang berlangsung 23–25 Juni 2025 di Brunei Darussalam itu menghadirkan pemuda dan pemudi Islam terbaik dari negara-negara anggota Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura (MABIMS). Bengkel E to Soul merupakan program kerja unggulan MABIMS yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas generasi muda Islam.

Program ini bertujuan menumbuhkan semangat kepemimpinan, memperluas wawasan kebangsaan, dan menguatkan softskill terutama dalam mengelola media sosial serta menciptakan konten kreatif keagamaan.

Para peserta dibekali kemampuan yang relevan dengan tantangan zaman, sehingga mampu menjadi agen perubahan positif di dunia digital. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir kader-kader muda yang mampu berdakwah secara efektif di media sosial serta ikut membangun ekosistem digital yang sehat, inspiratif, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Kegiatan Bengkel E to Soul menjadi bagian dari kerja sama strategis antarnegara Islam Asia Tenggara dalam forum MABIMS. Forum ini sudah lama menjadi wadah persaudaraan dan kolaborasi empat negara anggota, khususnya dalam bidang pengembangan agama Islam dan pembangunan karakter generasi muda.

Pada pelaksanaan tahun 2025, Bengkel E to Soul diselenggarakan oleh Kementerian Ugama Brunei Darussalam. Program ini didukung penuh oleh BHKLN Kemenag RI. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen Kemenag dalam mendukung penguatan peran pemuda di kancah internasional.

Keikutsertaan Jihan Asfia Hamida dan M. Shofi tidak hanya membawa nama baik Kemenag RI, tetapi juga menjadi simbol kepercayaan dan harapan bangsa Indonesia. Mereka diharapkan mampu menyerap ilmu dan pengalaman dari forum ini, lalu menularkannya kepada para pemuda di tanah air, khususnya dalam mengembangkan dakwah kreatif dan literasi digital yang positif.

Muhammad Shofi menegaskan pentingnya dakwah digital sebagai keniscayaan di tengah arus disrupsi informasi saat ini.

“Dakwah yang adaptif dan relevan adalah hal penting agar pesan keislaman dapat menjangkau generasi muda dengan cara yang efektif dan kekinian. Pemuda Islam harus mampu mengisi konten media sosial lebih bermakna,” ungkapnya.

Sementara Jihan berharap kegiatan seperti ini terus ditingkatkan agar wawasan konten positif dan edukatif di media sosial semakin berkembang.

“Dengan begitu, media sosial bisa menjadi ekosistem yang sehat dan inklusif. Kami berjanji akan berdakwah di media sosial serta menyebarkan materi kepada teman-teman di tanah air,” ujar Jihan, yang juga tergabung dalam Tim Media Pengurus Pusat Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PP IPARI).

Partisipasi Indonesia dalam Bengkel E to Soul menegaskan pentingnya sinergi lintas negara dalam membangun generasi muda Islam yang tangguh, berwawasan global, dan mampu menjawab tantangan zaman.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT