Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com -Founder Cherrymonial Community, Cut Intan Arifah (CIA) menyesalkan pernyataan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Yayasan Solidaritas Generasi Aceh Perubahan (SIGAP) Kabupaten Nagan Raya, Tgk Mukhtar yang meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI untuk menolak usulan perempuan sebagai Pj Bupati Nagan Raya.
Baginya, bukan jenis kelamin yang harus diperdebatkan, tapi kualitas dan kapabilitas. Kita patut mengapresiasi dan menghormati keputusan DPRK Nagan Raya yang merekomendasikan calon Pj Bupati Nagan Raya salah satunya adalah perempuan.
“Sangat disayangkan masih ada segelintir oknum yang mengatasnamakan masyarakat secara terang-terangan menolak kepemimpinan dan mendiskriminasi perempuan dengan dasar yang tidak jelas. Semua nama yang direkomendasikan telah memenuhi syarat. Terlepas dari laki-laki atau perempuan, asalkan yang bersangkutan paham persoalan dan mampu melakukan pembangunan di wilayah tersebut, sudah sepatutnya kita dukung bersama,” ujar aktifis yang biasa disapa CIA ini, di Banda Aceh, 4 Oktober 2022.
Cut Intan meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, Tito Karnavian mempertimbangkan keterlibatan perempuan untuk menjadi penjabat sementara (Pj) bupati/wali kota di Aceh. Mengingat dari beberapa Pj bupati/wali kota di Aceh, belum satupun terlihat sosok perempuan di Aceh yang mewakili.
“Perempuan Aceh jika ditelusuri dari rekam jejak sejarah, sudah cukup kuat dalam bersaing. Dari dahulu perempuan Aceh sudah memberikan pembuktian mampu menghasilkan kebijakan yang mengakomodir kepentingan rakyat dan berhasil bersaing dengan laki-laki,” imbuhnya.
Menurutnya, perkembangan kepempimpinan perempuan di Aceh semakin meningkat baik di ruang lingkup pemerintahan maupun di luar pemerintahan. Keterlibatan perempuan harus diperjuangkan untuk masuk ke ruang-ruang kepemimpinan.
“Jika bicara track record secara kapabilitas dan intelektual, banyak perempuan Aceh yang memiliki syarat cukup untuk menjadi Pj pupati/wali kota, baik secara pangkat maupun pengalaman leadership, tidak hanya tingkat daerah juga mampu di tingkat nasional,” tambahnya.
Semakin banyak perempuan yang memimpin, maka akan semakin terkonsentrasi kepentingan dan isu perempuan yang selama ini banyak diabaikan, karena laki-laki tidak terlalu begitu paham dan fokus terhadap isu perempuan, walaupun mereka juga ingin memperjuangkan hak-hak perempuan. Maka tentu sangat penting sensitif gender dilibatkan dalam setiap kepemimpinan di ruang publik.