Kazan – Universitas Malikussaleh menjalin hubungan bersejarah dalam konteks membangun kerja sama internasional dengan salah satu perguruan tinggi di Kazan, Republic of Tatarstan, Rusia, Kazan State Power Engineering University (KSPEU). Kegiatan itu dilaksanakan pada Rabu, (26/6/2024). Kerja sama itu menjadi bagian untuk membangun kegiatan kolaboratif, pertukaran mahasiswa dan dan dosen, program beasiswa, dan transfer pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan ini dilaksanakan bersama Universitas Syiah Kuala dan Universitas Teuku Umar. Protokoler kegiatan dilaksanakan oleh Wali Nanggroe Aceh dan dipimpin langsung oleh PYM Tgk Malik Mahmud Al Haythar.
Rombongan Aceh tersebut disambut tarian tradisional etnis Tartar, dilanjutkan dengan penghormatan kepada masyarakat Tatarstan yang ikut dalam revolusi pembentukan negara Uni Soviet.
Dalam sambutannya, Tgk Malik Mahmud Al Haythar mengatakan bahwa kerja sama dengan kampus-kampus negeri di Republik Tatarstan menjadi indikasi ada kesamaan sejarah dan politik antara Aceh dan Tatarstan. Republik Tatarstan adalah salah satu wilayah otonomi di Rusia yang diberikan kewenangan penuh dalam melakukan pengelolaan pemerintahannya dan cukup berhasil. Kazan sendiri menjadi kota ketiga terbesar di Rusia setelah Moscow dan St Petersburg.
“Aceh bisa belajar bagaimana melakukan pengelolaan otonomi khusus secara baik, termasuk membangun kerja sama pendidikan dengan kampus luar negeri,” ungkapnya.
Sementara itu, rektor Kazan State Power Engineering University (KSPEU), Edvard Abdullazyanov, mengucapkan terima kasih kepada rombongan perguruan tinggi di Aceh yang telah berinisiatif membangun kerja sama dengan kampusnya. Ia mengatakan bahwa inisiatif yang telah dilakukan oleh Wali Nanggroe Aceh sejak 2023 telah mulai memiliki hasil seperti saat ini.
Dalam sambutannya, Abdullazyanov menyebutkan bahwa di Republik Tartastan, Islam, Yahudi, dan Kristen Ortodoks tumbuh bersamaan dan hidup berdampingan selama ratusan tahun. Semangat toleransi itu pula yang dihidupkan di kampus yang didirikan di era perang dingin, 1968, itu dan kini telah memiliki lima fakultas (institute) dan tiga puluh program studi yang sebagian besar berhubungan dengan teknik elektro dan mesin.
“Kampus ini juga telah bermitra dengan puluhan industri skala nasional dan internasional seperti Schneider, Siemens, Bosch, dll, dan menjadi salah satu pusat laboratorium penting dalam pengembangan energi listrik dan terbarukan di Rusia,” ujar Abdullazyanov.
Pada sambutannya, Wakil Kepala Perwakilan KBRI di Moscow, Berlian Helmy, mengucapkan terima kasih kepada Wali Nanggroe Aceh yang telah berinisiatif dalam membangun kerja sama ini.
“Kami merasa terhormat dengan sambutan resmi yang dilakukan oleh pihak kampus KSPEU dan wakil pemerintahan Republik Tatarstan pada acara ini. “Kita harapkan tahun depan akan semakin banyak mahasiswa yang kuliah di Kazan,” harapnya.
Rektor Unimal, Prof Dr Herman Fithra, ASEAN Eng, menjelaskan bahwa kampus Unimal berkomitmen penuh untuk mengembangan kerja sama dengan kampus-kampus di Kazan, terutama dengan KSPEU.
“Kita saat ini juga mengembangkan program studi energi terbarukan dan beberapa penelitian yang berhubungan dengan energi biomassa,” sebutnya.
Harapannya, semakin banyak anak Aceh yang juga kuliah ke KSPEU, bukan hanya pada jenjang magister tapi juga S1 agar menjadi tenaga handal dalam mengembangan teknologi listrik di Aceh. Ini juga bagian dari inisiatif mandiri dalam mengembangan Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM).
“Kampus ini juga ramah kepada mahasiswa muslim dengan disediakan kantin halal dan asrama yang nyaman untuk belajar, menghadap ke sungai Volga, sungai terbesar di Rusia,” pungkasnya dengan antusias.
Pada akhir pertemuan dilakukan penandatangan MoU dan juga melihat secara dekat pengembangan teknologi listrik dan tahapan industrialisasinya, termasuk juga pengembangan sain motor robotik listrik dan energi hidro di KSPEU.[]