Lhokseumawe – Unit Pelaksana Teknis Bahasa, Kehumasan, dan Penerbitan (UPT-BKP) Universitas Malikussaleh adakan diskusi pengelolaan naskah dan penerbitan buku kepada para dosen dan guru sekolah di ruang Rektorat, Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Kamis (8/6/2023).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari lembaga penerbitan PT RajaGrafindo Persada yang diwakilkan oleh Monalisa selaku sekretaris.
Kepala UPT-BKP, Teuku Kemal Fasya MHum menyampaikan bahwa usia percetakan sudah lama hadir di dunia ini sebagai upaya untuk memenuhi peradaban-peradaban pengetahuan.
“Banyak kita kenal banyak buku-buku yang hari ini cukup memorial dan kredibel seperti buku-buku yang terbit pada abad-abad 18, abad 19, dan seterusnya,” kata Kemal.
Lanjutnya, posisi buku hari ini masih belum tergantikan untuk kondisi apapun walaupun pada abad ini telah terjadi krisis percetakan yang disebabkan oleh adanya revolusi digital.
“Kegiatan ini sebagai makna semangat bagi kita bersama untuk terus menghasilkan karya melalui buku,” ungkap Kemal.
Menurutnya, sebuah langkah yang penting terhadap mutu akademik itu adalah buku lebih penting daripada artikel jurnal.
“Untuk kepentingan Kum sekarang, seolah-olah jurnal lebih penting dari buku. Posisi penerbitan buku jauh lebih punya endapan intelektual akademik yang lebih luas dan banyak orang lebih mengingatnya,” lanjut Kemal.
Pada kegiatan tersebut, Pengelolaan Hibah Luar Negeri (PHLN) Unimal juga mengadakan serah terima buku kepada para dosen yang telah diterima draf bukunya. Dessy Siska MSc selaku sekretaris PHLN menyatakan bahwa buku yang diserahterimakan hari ini berjumlah 21 judul yang telah lulus seleksi sebelumnya.
“Ada 21 buku ajar yang kami terima pada tahun lalu untuk diterbitkan dan hari ini kita akan bagikan kepada penulisnya masing-masing,” terangnya.
Sementara itu Monalisa selaku narasumber pada kegiatan ini memberikan pemahaman mengenai bagaimana tahapan penulisan buku, proses penulisan, sampai pada proses penerbitan oleh penerbit.
“Beberapa hal perlu diperhatikan untuk menuliskan buku, seperti memperhatikan unsur inti dan unsur khusus pada buku yang ditulis,” pungkasnya.[]