Jantho – Wakapolda Aceh Brigjen Syamsul Bahri berharap 240 bintara polisi yang baru dilantik dapat membantu meningkatkan kepercayaan publik saat bertugas nanti.
Hal tersebut disampaikan Syamsul saat membacakan amanat Kalemdiklat Polri, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel pada penutupan pendidikan dan pengambilan sumpah Bintara Polri gelombang II tahun anggaran 2022, di Lapangan Tribrata SPN Polda Aceh, Seulawah, Aceh Besar, Rabu, 21 Desember 2022.
Dalam kesempatan itu, Syamsul mengucapkan selamat kepada para Bintara Remaja Polri yang telah menyelesaikan pendidikan selama lima bulan.
“Penutupan pendidikan ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari pengabdian ke masyarakat dan bangsa Indonesia dengan berbagai tantangan,” katanya.
Ia menyampaikan, saat ini Polri sedang dihadapkan dengan menurunnya kepercayaan publik akibat dari beberapa kasus yang melibatkan perwira tinggi Polri dan menyakiti hati rakyat.
Oleh karena itu, dalam mengembalikan serta meningkatkan kepercayaan publik, Polri menerapkan strategi Quick Wins Presisi dengan tiga strategi untuk memperbaiki hubungan Polri dengan publik melalui optimalisasi kegiatan interaksi pada area publik, optimalisasi manajemen media untuk menjelaskan kinerja, dan zero penyimpangan personel.
“Kenapa kepercayaan publik penting bagi Polri? Suka tidak suka saat ini Indonesia menganut paham demokrasi. Kekuasaan di tangan rakyat, rakyat pemegang kekuasaan tertinggi di negeri ini,” ucap Syamsul.
“Rakyatlah yang menentukan apakah lembaga-lembaga publik, termasuk Polri masih dapat dipercaya untuk menjalankan tugas-tugasnya,” sambungnya.
Karena itu, lanjutnya, Polri harus terus berbenah dan berkinerja yang sesuai harapan rakyat. Jika tidak, kepercayaan publik akan menurun dan rakyat tak mempercayai lagi polisinya.
Syamsul berharap, 240 bintara remaja Polri yang baru dilantik tersebut dapat membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri saat bertugas nanti.
Dalam upacara penutupan itu, Wakapolda Aceh menyerahkan penghargaan kepada dua orang Bintara Remaja Polri dengan menyematkan medali, yaitu kepada M Tegar asal Banda Aceh selaku peraih peringkat juara umum dan tringginas, serta M Andrian Rafiza asal Aceh Selatan selaku peraih peringkat tertabah dan cendikia.