Jaringanberitaaceh.com, Sinabang- Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh XXXVI yang digelar di Kabupaten Simeulue resmi berakhir, Sabtu (02/12/2023) malam ini. Acara yang juga menjadi syiar Islam itu ditutup oleh Pejabat Gubernur Aceh yang disimpan oleh Kadis Syariat Islam Aceh, Zahroel Fajri, di lapangan Meuligoe Bupati Simeulue.
Kafilah Kota Banda Aceh berhasil menjadi Juara Umum pada event dua tahun tersebut, setelah mengalahkan juara dua kali berturut-turut, Aceh Besar degan selisih poin hanya dua angka. Kota Banda Aceh menyabet nilai total 66, sedangkan Aceh Besar mencapai 64, sekaligus meraih juara ke- 2.
Dari data yang didapat, Kota Banda Aceh dan Aceh Besar tampil unggul nyata dari nomor urut ketiga dalam hal ini Aceh Selatan dan Langsa yang mengoleksi poin hanya 38.
Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Wahyudi, menerima Piala Bergilir Juara Umum MTQ dari Kepala Dinas Syariat Islam Zahroel Fajri, atas nama Penjabat Gubernur Aceh, di Panggung Utama MTQ XXXVI, saat penutupan kegiatan yang berlangsung sejak 26 Nopember 2023 di Sinabang.
Tak hanya mengumumkan para juara, pada kesempatan tersebut, Ketua LPTQ Aceh Armiadi Musa, membacakan Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 451.14/1677/2023, tentang Penetapan Tuan Rumah MTQ XXXVII. SK tersebut menetapkan Kabupaten Pidie Jaya sebagai Tuan Rumah MTQ XXXVII pada tahun 2025 mendatang.
Sementara itu, saat menutup acara dua tahun itu atas nama Pejabat Gubernur, Zahroel Fajri mengimbau seluruh masyarakat di Aceh untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur’an, sesuai dengan ajaran Rasullulah, yang selalu mengingatkan umatnya untuk selalu berinteraksi dengan kitab suci Al-Qur’an. sebuah. “Al-Qur’an adalah petunjuk yang akan terus terpelihara dan terjaga eksistensi dan kemurniannya. Ketika umat Islam mau membaca, menghafal, memahami, menulis dan menyampaikan serta mengamalkan seluruh ajaran Al-Qur’an dalam hidup dan kehidupan. Karena hal itulah yang menjadi hakikat makna berinteraksi dengan Al-Qur’an sebagaimana yang diajarkan Rasullulah SAW,” ujar Zahroel.
Zahroel mengungkapkan, MTQ merupakan acara yang dapat dijadikan sebagai sarana efektif bagi umat Islam untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an. Karena persiapan MTQ bukanlah hanya saat event ini berlangsung tetapi pelatihan telah langsung dilakukan jauh sebelum MTQ digelar. “MTQ adalah salah satu sarana membentuk generasi Qur’ani di Bumi Serambi Mekah, karena acara ini akan membuat generasi Aceh terus berinteraksi dengan Kitabullah. Hal ini tentu perlu dikembangkan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya,” imbuh Zahroel.
Zahroel menjelaskan, sebagai sebuah kompetisi, MTQ tentu melalui proses yang panjang. Hasil yang dicapai pun terkadang baik dan ada pula yang dirasa kurang memuaskan. Untuk itu, Zahroel berpesan agar para pemenang tidak berpuas diri dan yang belum berhasil terus mengasah kemampuan dan jangan pernah kecewa serta apatis. “Dalam setiap kompetisi tentu ada yang menang dan ada yang belum berhasil menjadi pemenang. Untuk itu, saya mengingatkan para juara agar tidak cepat berpuas diri, karena akan banyak lagi tantangan ke depan, terlebih dalam menghadapi ajang MTQ Nasional Tahun 2024 mendatang di Provinsi Kalimantan Timur. Terus asah kemampuan agar bisa menjadi yang terbaik di event tersebut,” imbau Zahroel.
“Jadi pula bagi peserta yang belum berhasil, agar tidak kehilangan semangat dan berkecil hati. Jadikan acara MTQ ini sebagai ajang refleksi, evaluasi, dan terus meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan Al-Qur’an dari waktu ke waktu,” imbuh Kadis Syariat Islam Aceh itu.
Zahroel mengungkapkan, semangat silaturrahmi yang menjadi ruh dari ajang MTQ, benar-benar tergambar pada gelaran MTQ XXXVI Simeulue. Selama sepekan, para kafilah seluruh Kabupaten/Kota se-Aceh tumpah ruah di Kabupaten Simeulue. “Kami melihat para peserta, official, pelatih, panitia dan pengunjung dengan penuh semangat telah mensukseskan acara MTQ ini. Semangat silaturrahmi dan persaudaraan benar-benar tergambar. Mereka yang belum pernah datang, akhirnya merasakan menyentuh kaki dan menikmati lingkungan sekitar Bumi Ate Fulawan. Selain itu, para pelaku UMKM, para pedagang pun mendapatkan imbas positif dari gelaran MTQ XXXVI,” kata Zahroel.
Dalam sambutannya, Zahroel menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menjadi komponen penting terhadap suksesnya gelaran MTQ. Khusus kepada Dewan Hakim, Zahroel menyampaikan perhargaan tulus atas penampilan yang telah ditampilkan selama MTQ ini berlangsung.
Atas nama Pemerintah Aceh, Zahroel juga mengapresiasi para kafilah, pelatih, pembimbing, dan pejabat serta para panitia yang telah menggelar MTQ XXXVI dengan sukses.
“Kepada panitia pelaksana, terutama Pemerintah Kabupaten Simeulue, LPTQ, SKPA terkait, tokoh agama, tokoh adat dan semua pihak yang telah mendukung, memberikan kontribusi, serta memfasilitasi pelaksanaan MTQ ke 36 ini, saya menyampaikan penghargaan dan penghargaan yang
tinggi, karena Saudara telah menunjukkan dedikasi terbaik dalam mensukseskan acara ini,” kata Zahroel.
“Kepada semua kafilah, saya mengucapkan selamat jalan, selamat berpisah, insya Allah jika tidak ada aral melintasi kita akan bertemu lagi pada event MTQ ke 37 Tahun 2025 yang akan datang. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil’alamin, Musabaqah Tilawatil Quran Aceh ke 36, di Kabupaten Simeulue Tahun 2023, dengan resmi saya nyatakan tertutup,” pungkas Zahroel.
Sementara itu, Pj Bupati Simeulue Ahmadliyah selaku Ketua Panitia Pelaksana MTQ XXXVI Aceh, dalam menjelaskan tentang panitia yang telah bekerja keras, hingga acara MTQ berlangsung sukses.
Penutupan MTQ XXXVI juga dihadiri oleh Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haytar, sejumlah Kepala SKPA, para bupati dan wali kota, para kepala SKPK dan Forkopimda Simeulue serta sejumlah pejabat lainnya.
Berikut urutan 10 besar MTQ Simelue;
1. Banda Aceh : 66
2. Aceh Besar : 64
3. Aceh Selatan & Langsa : 38
4. Aceh Utara : 37
5. Simeulue : 35
6. Pidie : 25
7. Aceh Timur : 19
8. Nagan Raya : 18
9. Aceh Tengah : 16
10. Aceh Barat : 15