Jakarta – Yusuf al-Qaradawi, pemimpin spiritual dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang dilarang di Mesir, telah meninggal pada usia 96 tahun.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa 27 September 2022, Qaradawi telah dipenjara beberapa kali di negara asalnya Mesir karena kaitannya dengan Ikhwanul Muslimin. Ulama terkemuka itu dinaturalisasi sebagai warga negara Qatar, tempat dia tinggal sejak 1961.
“Imam Yusuf al-Qaradawi telah meninggal setelah mendedikasikan hidupnya untuk membuat Islam dikenal dan membela komunitasnya,” demikian bunyi tweet di akun resmi Twitternya pada Senin, 26 September 2022, waktu setempat. Postingan itu tidak memberikan rincian tentang penyebab kematiannya.
Didirikan pada tahun 1928, Ikhwanul memantapkan dirinya pada pertengahan abad ke-20 sebagai gerakan oposisi utama di Mesir, serta di negara-negara lain di kawasan itu.
Pemerintah Mesir memasukkan gerakan itu ke daftar hitam sebagai organisasi “teroris” pada 2013. Sejak itu, otoritas Mesir memenjarakan ribuan anggota dan pendukungnya serta mengeksekusi puluhan orang di antaranya.
Kelompok Ikhwanul secara konsisten membantah adanya kaitan dengan kekerasan.
Putri Qaradawi, Ola, telah ditahan di Mesir selama empat setengah tahun karena kaitannya dengan Ikhwanul Muslimin. Dia dibebaskan tahun lalu tetapi masih menghadapi dakwaan.
Ulama tersebut memimpin Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, sebuah asosiasi Sunni, dan jaringan Al Jazeera yang berbasis di Qatar secara teratur menyiarkan khotbahnya.
Qaradawi juga mendirikan IslamOnline, sebuah situs web yang mengeluarkan panduan bagi umat Islam dalam segala hal mulai dari cinta dan seks hingga cara shalat.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Qatar telah bergerak untuk berdamai dengan pemerintahan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang saat menjadi panglima militer memimpin penggulingan mendiang presiden terpilih Mesir, Mohamed Morsi pada 2013, seorang anggota Ikhwanul Muslimin.