Kuala Simpang, JBA – Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh Tamiang menyelenggarakan Diskusi Publik pada Sabtu (27/1) dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengetahuan politik yang beretika, sehingga dapat menjadi bagian dari budaya masyarakat. Hal ini disampaikan dalam keterangan tertulis oleh Safaruddin, Ketua BKPRMI Aceh Tamiang.
Diskusi ini melibatkan 220 peserta, terdiri dari 110 pemuda remaja masjid dan 110 ustadz/ah TPA/TPQ se kabupaten Aceh Tamiang. Tujuannya adalah menciptakan pesta politik yang beretika dan berbudaya, dengan pembicara utama Ir. H. Muntasir WD, MM, H. Teungku Insyafuddin, dan Dr. Mulia Rahman, MA.
Menurut Safaruddin, diskusi ini mendapat respons positif dan antusiasme dari peserta, ditunjukkan oleh banyaknya pertanyaan yang mencari informasi sehat dan benar terkait politik sesungguhnya.
Pembicara utama, Dr. Mulia Rahman, seorang akademisi dan ketua pemuda remaja masjid Aceh, menekankan kepada ustadz/ah TPA dan remaja masjid untuk tidak bersikap apatis atau cuek terhadap politik. Dia mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam Pemilu pada 14 Februari, memilih wakil rakyat dengan visi misi yang jelas untuk umat, serta pembinaan generasi qurani dan remaja masjid.
Safar mengingatkan kata-kata pembicara, “Jangan sampai salah memilih, terutama menjadi bagian dari mereka yang menerima sogokan. Edukasilah para orang tua santri agar menjauhi rishwah/sogokan, dan hindarilah membawa pulang uang sogokan ke dalam rumah tangga, karena hal tersebut akan menjadi malapetaka dalam rumah tangga.”
Dr. Mulia Rahman menekankan bahwa ustadz, ustadzah, dan remaja masjid harus menjadi penyejuk di tengah masyarakat. Mereka diharapkan dapat membujuk orang tua untuk memilih ustadz, ustadzah TPA, dan kader remaja masjid, karena selain memahami agama, mereka juga mengerti perjuangan guru-guru TPA/TPQ yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
“Saya berharap mereka akan menjadi wakil-wakil rakyat yang akan memperjuangkan masa depan pendidikan di Aceh, menguatkan syariat Islam, serta membina generasi remaja Aceh berlandaskan Quran dan hadits,” tambah Safar, menirukan Dr. Mulia Rahman, S. Pd.I, MA, yang juga merupakan calon anggota DPD RI Aceh.
Pembicara berikutnya, Ir. Muntasir, mengajak masyarakat Aceh, khususnya Tamiang, untuk menanamkan budaya Aceh yang kental dengan nilai-nilai Islam dalam pemilihan pemimpin atau wakil rakyat. Safar mengutip hasil bahasan, “Masyarakat Aceh harus mengedepankan budaya ketimuran yang santun, tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu hoax, dan menjadi bagian dari masyarakat yang cerdas dalam memilih wakil rakyat.”
Tgk. Insyafuddin, tokoh agama, menambahkan pesan kepada peserta diskusi untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang memahami agama dan nilai-nilai kepemimpinan dalam Islam. (*)