Banda Aceh, JBA – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhari menjadi khatib di Masjid Raya Baiturrahman, Jumat (1 September 2023).
Dalam khutbah siang Jumat 15 Shafar 1445 H, Kakanwil sampaikan pentingnya merajut persatuan, termasuk dimulai dari upaya menjaga keutuhan rumah tangga, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, sebagai pilar persatuan umat.
“Sebab persatuan, kunci sebuah keberhasilan satu bangsa. Sebuah keluarga yang bersatu akan mampu menciptakan lingkungan keluarga yang damai dan tenteram. Sebuah organsasi yang bersatu akan mampu merealisasikan visi dan misinya dengan maksimal. Demikian pula sebuah bangsa yang bersatu akan mampu menciptakan masyarakat yang kondusif dan hidup dengan rukun,” ujar Azhari dengan mengutip salah satu firman Allah Taala, QS Ali Imran ayat 103, tentang larangan kita bercerai berai.
Di depan hadirin, jamaah Masjid Raya di bawah tujuh kubah dan 12 payung ini, Kakanwil juga mengutip hadits tentang persatuan.
“Dari Anas ra, dia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Jangan putus-memutus hubungan, jangan belakang-membelakangi, jangan benci-membenci, dan jangan hasud menghasud. Jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memutuskan hubungan dengan saudara sesama Muslimnya lebih dari tiga hari.'” (Muttafaqun ‘alaih)
Kakanwil lantas mengaitkan perlunyan persatuan dalam satu negara yang beragama, sekaligus komunitas yang beragam, seperti Indonesia.
Negara kita, jelasnya, adalah negara beragama. Jika dilihat dari nilai Pancasila dengan sila-sila yang ada, tersirat upaya kita dalam amewujudkan manusia yang taat beragama dengan menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, agar tetap bermusyawarah dalam keberagaman, terus menerus melakukan upaya-upaya ketenangan sosial yang harus ditanamkan dalam keseharian kita.
“Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi konflik antar umat beragama. Berbagai kebijakan pemerintah telah diterbitkan buat memperbaiki keadaan,” lanjutnya.
“Berbagai rambu peraturan telah disahkan agar meminimalisir bentrokan-bentrokan kepentingan antar umat beragama di seluruh Indonesia,” ingatnya, juga terkait upaya pembinaan kerukunan intern umat beragama.
Setelah paparkan perlunya memahami ada perbedaan dalam pemahaman atas dalil-dalil keagamaan, Kakanwil lantas mengajak kita untuk memupuk ukhuwah islamiyah.
“Konsep ukhuwwah islamiah merupakan salah satu wahana agar tak terjadi ketegangan intern umat Islam yang menyebabkan konflik,” imbuhnya.
Konsep ukhuwah internal umat beragama ini mengupayakan berbagai cara agar tak saling klaim kebenaran, tapi bersikap tasamuh, saling menghargai dan menghormati, menghindari permusuhan sebab disparitas mazhab dalam Islam. Demikian ajaknya dalam khutbah di tengah cuaca yang rintik-rintik ini.
“Semuanya berandil menciptakan kehidupan beragama nan tenteram, rukun, dan penuh kebersamaan,” ajaknya.
Kakanwil juga mengajak umat memupuk kerkerukunan antar umat beragama. Serta umat dengan pemerintah.
“Trikerukunan umat beragama diharapkan menjadi salah satu solusi agar terciptanya kehidupan umat beragama nan damai, penuh kebersamaan, bersikap toleran, saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan,” tegasnya dalam bagain akhir khutbah pertamanya.
Kakanwil juga mengajak umat, perlu kiranya menjaga lingkungan kita terhadap perbaikan mental apalagi di tahun 2024 nanti adalah tahun politik, tentu banyak keinginan dan sosialisasi dalam masyarakat yang membutuhkan kehadiran kita untuk saling menjaga antara satu dengan yang lainnya.
Mengakhiri khutbah, Kakanwil yang pada pagi dalam kajian dan takziah di Mushalla Kanwil Kemenah Aceh, juga mengajak umat saling menjaga kewajiba dan hak, sampaikan sebait pantun, ajakan egaliter:
Ureung Aceh that meuragam. Ladom puteh ladom itam. Ladom paneuk ladom panyang. Bandum ureung nyan meusyedara.