LOMBOK – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengunjungi Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (4/12/2021).
Desa tersebut merupakan Desa Pusat Kerajinan tenun binaan Dekranasda Pulau Lombok.
Kunjungan Istri dari Gubernur Aceh itu, dilakukan dalam rangka kunjungan kerja sekaligus study banding Dekranasda Aceh sebagai upaya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah ini dikenal sebagai sentra kerajinan tenun. Bukan hanya itu Desa Ungga yang sebagian besar dihuni oleh penduduk aslinya Suku Sasak ini juga lebih dikenal sebagai sentra kerajinan perak.
Dalam kunjungannya itu, Dyah mengaku sangat mengagumi produk kerajinan dari Desa Ungga tersebut seperti kain tenun songket khas pulau yang memiliki destinasi pariwisata Pantai Pink itu.
Penuturan salah satu pengrajin tenun songket di desa itu, mengaku kegiatan menenun kain itu sudah menjadi kebiasan turun temurun dari para leluhur mereka, yang mana mewajibkan setiap anak gadisnya untuk bias menenun kain.
“Di sini kami para anak gadis dan perempuan tidak boleh keluyuran kami disuruh menenun,” kata salah satu pengrajin.
Ia mengatakan, tahapan proses pembuatan kain tenun kain khas Lombok membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk satu bahan tenunan songket membutuhkan waktu pembuatan selama 3 minggu, tergantung dari kemahiran dan tingkat kerumitan tenun.
Untuk motif tenun, pengrajin biasanya di wariskan dari nenek moyang mereka Suku Sasak. Kain tenun khas NTB itu semakin dikenal dan digandrungi hingga di manca negara. Red.