Jantho, JBA — Kegiatan hari kedua pelatihan Realistic Mathematics Education (RME) untuk penguatan praktik pembelajaran numerasi inklusif di Sekolah Luar Biasa (SLB) Banda Aceh berlangsung di Universitas Abulyatama, Aceh Besar, 10 November 2025. Kegiatan ini merupakan kerja sama Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Abulyatama, dan Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhI) PD Provins Aceh.
Pelatihan diikuti tujuh guru perwakilan dari tujuh SLB di Banda Aceh serta mahasiswa Universitas Abulyatama. Pada sesi pagi, para guru memaparkan Program Pembelajaran Individual (PPI) yang telah mereka susun berdasarkan hasil asesmen dilakukan oleh psikolog. Kegiatan ini menjadi wadah berbagi praktik baik antar guru dalam menerapkan prinsip pembelajaran numerasi yang realistis dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Pelatihan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai konsep Realistic Mathematics Education (RME) oleh Dr. Murni, Ph.D, dosen Universitas Abulyatama. Dalam pemaparannya, Murni menjelaskan pendekatan RME menekankan pentingnya mengaitkan pembelajaran matematika dengan konteks kehidupan nyata siswa, agar konsep yang dipelajari menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami.
Ia menegaskan penggunaan RME sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB), karena setiap siswa memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda. Melalui pendekatan ini, guru dapat membantu siswa belajar matematika dengan lebih konkret dan menyenangkan, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kegiatan sesi siang kemudian dilanjutkan dengan materi dari Ulva, yang membahas tentang pendekatan Applied Behavior Analysis (ABA)-sebuah strategi yang digunakan untuk membantu mengubah perilaku dan kebiasaan siswa menjadi lebih adaptif dan positif. Melalui pendekatan ini, guru diajak memahami pentingnya penguatan perilaku positif melalui stimulus dan respon yang terarah. Kemudian peserta melanjutkan kegiatan dengan menyusun PPI lanjutan, termasuk merancang Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), aktivitas siswa, serta media pembelajaran yang relevan dengan model RME.
Proses ini menjadi momen penting bagi guru untuk mengintegrasikan hasil asesmen ke dalam perencanaan pembelajaran yang kontekstual dan mudah dipahami oleh siswa berkebutuhan khusus.
Kegiatan hari kedua diakhiri dengan refleksi bersama dan penyusunan rencana tindaklanjut untuk kegiatan hari ketiga. Pada hari berikutnya, peserta akan melanjutkan pelatihan dengan pembuatan modul pembelajaran berbasis RME berdasarkan hasil asesmen dan PPI yang telah disusun sebelumnya.




