Banda Aceh, JBA — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) bersama Dinas Peternakan Aceh serta Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh melaksanakan kegiatan joint inspection pada Kamis (06/11/2025). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk mengawasi penggunaan dan mencegah penyalahgunaan antibiotik pada hewan ternak dan ikan hasil budidaya, sebagai langkah nyata menjaga kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan.
Pengawasan dilakukan terhadap tujuh sarana yang tersebar di wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Pada hari pertama, tim melakukan pemeriksaan di beberapa peternakan ayam dan kambing. Petugas BPOM Aceh bersama Dinas Peternakan Aceh melakukan wawancara dengan pengelola peternakan untuk memastikan penggunaan antibiotik dilakukan sesuai ketentuan dan prinsip good farming practices.
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan ke sejumlah kolam budidaya udang dan lele di bawah pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya indikasi penyalahgunaan antibiotik pada budidaya ikan.
Ketua Tim Inspeksi Obat BPOM Aceh, Naila, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi lintas sektor dalam pengawasan penggunaan antibiotik di sektor peternakan dan perikanan.
“Pengawasan ini bukan hanya untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga sebagai bentuk edukasi kepada peternak dan pembudidaya agar memahami dampak penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Kita ingin memastikan produk hewan dan ikan yang dikonsumsi masyarakat Aceh aman, bebas residu, dan tidak menimbulkan risiko resistensi antimikroba,” ujar Naila.
Lebih lanjut, Naila menegaskan bahwa penggunaan antibiotik secara tidak bijak dapat meninggalkan residu pada hewan dan ikan, yang bila dikonsumsi terus-menerus berpotensi menyebabkan resistensi mikroba terhadap antibiotik. Kondisi ini menjadi salah satu isu kesehatan global yang harus diwaspadai bersama.
Kegiatan joint inspection ini menjadi bukti nyata komitmen BPOM Aceh bersama instansi terkait untuk memperkuat pengawasan lintas sektor terhadap penggunaan antibiotik di sektor pangan asal hewan.
Sebagai penutup, Naila berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju kolaborasi yang lebih kuat antara instansi pengawas, pemerintah daerah, dan pelaku usaha.
“Kami berharap sinergi ini terus berlanjut sehingga pengawasan terhadap penggunaan antibiotik di Aceh semakin optimal dan masyarakat terlindungi dari ancaman resistensi antimikroba di masa mendatang,” pungkasnya.




