Bansa Aceh,JBA – Aceh Film Festival (AFF) 2025 kembali menghadirkan Program Nostalgia pada Rabu malam, 3 September 2025. Acara yang berlangsung di Theater Library Lt 3 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh ini sukses memutar dua film yang memotret realitas masa lalu Aceh, yakni *“ _When Bullet Invade The Wound_ ”* dan *“ _Women in Conflict Zone_ ”*.
Acara ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk para ahli dan praktisi film. Diskusi film yang mendalam dipimpin oleh dua pembicara ternama, *Philip Cheah*, kurator dan kritikus film, serta *Putra Hidayatullah*, seorang pengajar dan penulis.
Dalam kesempatan ini, *Forum Multimedia Dayah Aceh (FMDA)* turut hadir sebagai tamu undangan. *Rifki Ismail, S.Ag., M.Pd.*, selaku Ketua Umum FMDA, menyampaikan apresiasi atas inisiatif AFF 2025. Ia menegaskan pentingnya film sebagai medium untuk menjaga ingatan kolektif.
“Kami sangat mengapresiasi Aceh Film Festival yang telah berani memutar kembali film-film yang merekam realitas masa konflik Aceh,” ujar Rifki. “Film memiliki kekuatan besar sebagai media untuk mencatat sejarah dan merefleksikan perjalanan bangsa. Ini adalah langkah penting agar generasi muda dapat belajar dari masa lalu.”
Rifki juga menambahkan bahwa acara seperti ini sangat krusial untuk membuka wacana publik dan pendidikan sejarah. “Melihat kembali film-film ini adalah pengalaman yang emosional namun sangat berharga. Kami berharap semangat ini terus hidup dan film-film dengan tema serupa terus diproduksi untuk membuka diskusi yang lebih luas,” tambahnya.
Program Nostalgia ini menjadi salah satu highlight di AFF 2025, yang membuktikan komitmen festival untuk tidak hanya mengapresiasi karya sinematik, tetapi juga merawat dan mengelola ingatan sejarah.
Turut hadir jajaran pengurus FMDA *Andi Miswar, Muhammad Bahagia, Furqan Fiqri*, dan *Mafazzal*.