NU dan Aswaja, Benteng Moderasi di Tengah Arus Kehidupan

Jantho, JBA – Tgk. Furqan, MA, Sekretaris PW LDNU Aceh dan Bendahara PCNU Aceh Besar, menyampaikan paparan yang sangat penting tentang peran Nahdlatul Ulama (NU) dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dalam menjaga moderasi dan toleransi beragama di Indonesia. Paparan ini disampaikan di SMA Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar dan memberikan wawasan yang komprehensif tentang sejarah, prinsip, dan praktik Aswaja dalam konteks NU.

Tgk. Furqan mengawali paparannya dengan menjelaskan sejarah berdirinya NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya. Ia menekankan peran para ulama, khususnya KH. Hasyim Asy’ari, dalam mendirikan organisasi besar ini yang bertujuan menjaga ajaran Islam yang sesuai dengan Ahlussunnah wal Jamaah serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Lebih jauh, ia menjelaskan secara detail apa itu Aswaja. Bukan sekadar pemahaman tekstual, Tgk. Furqan memaparkan Aswaja sebagai sebuah metode berpikir dan beragama (manhaj) yang menekankan pada tiga pilar utama: Iman (Akidah) dengan keyakinan yang moderat, Islam (Fikih) yang bermazhab dan toleran terhadap perbedaan pendapat, serta Ihsan (Tasawuf) yang menekankan penyucian jiwa berdasarkan syariat.

Ia juga menelusuri sejarah singkat Aswaja, menunjukkan bagaimana ajaran ini muncul sebagai respon terhadap penyimpangan paham keagamaan di abad ke-3 Hijriyah. Tgk. Furqan kemudian menggarisbawahi pentingnya Aswaja sebagai pembeda NU dari kelompok-kelompok ekstrem yang seringkali menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Aswaja, menurutnya, merupakan benteng pertahanan terhadap paham-paham radikal dan menjaga keaslian ajaran Islam sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.

Prinsip-prinsip dasar Aswaja dalam NU juga dijelaskan secara rinci, meliputi Tawassuth (moderasi), Tawazun (keseimbangan), Tasamuh (toleransi), ‘Itidal (keadilan), dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Ciri khas Aswaja NU yang menekankan sikap moderat dan toleran, seperti menghindari pengkafiran orang lain secara mudah dan menghormati perbedaan pendapat, juga disampaikan.

Di akhir paparannya, Tgk. Furqan mengajak seluruh hadirin untuk terus belajar dan mengamalkan ajaran Islam dengan moderat, toleran, dan beradab, menjadikan NU sebagai contoh nyata dalam menjaga Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Paparan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan komitmen masyarakat terhadap nilai-nilai moderasi dan toleransi dalam kehidupan beragama.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT