Banda Aceh, JBA – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Alumni Dayah (DPP ISAD) dan Majelis Kajian Tauhid Tasawuf dan Fikih (Tastafi) Banda Aceh melaksanakan Kajian Aktual; Muhasabah dan Dzikir dengan tema “Muhasabah Diri dan Refleksi Perjuangan Nabi Ibarahim AS”. Acara yang dipimpin zikir dan doa oleh Tgk. H. Qamaruzzaman, M.Pd ini berlangsung di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh, Sabtu malam, 17 Mei 2025.
Ketua Tastafi Banda Aceh, Tgk. Umar Rafsanjani mengatakan kepengurusan Tastafi Banda Aceh telah berakhir dan sudah semestinya menyusun kepungurusan baru. Kepada aktivis dayah yang berminat dan siap bergabung dengan Tastafi Banda Aceh diberikan kesempatan untuk mengemban amanah dakwah melalui Tastafi.
Pimpinan Dayah Mini Aceh itu mengatakan yang disebut zikir dalam Al-Quran termasuk orang-orang yang berilmu, ahli sejarah, dan apa pun yang disebut ahli zikir. Di antara orang yang selamat di akhirat adalah ahli zikir. Manusia yang ingin tenteram hati tentu dengan perbanyak zikir.
“Terima kasih atas kerja sama dan dukungan stakholder untuk kemajuan Tastafi Banda Aceh. Insyaallah kepengurusan berikutnya akan dilantik oleh Abu Mudi di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh,” katanya dalam acara yang diikuti puluhan jemaah.
Sementara Ketua Umum ISAD, Tgk. Mustafa Husen Woyla mengatakan keluarga merupakan aset yang harus dibina dan diawasi agar tujuan terbentuknya keluarga sebagaimana harapan Islam dapat diaktualisasi, seperti Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail. Dibalik keluarga kecil Nabi Ibrahim tercipta peradaban dunia yang cukup luar biasa, sehingga bangsa Arab dikenal dunia.
“Maka cukup dengan membaca sejarah Nabi Ibrahim sudah menjadi pedoman bagi muslim sebagai landasan membangun keluarga,” ujar Tgk. Mustafa Husen Woyla dalam acara yang dipandu Tgk. Alwi Akbar Al Khalidy, S.H., M.H.
Sisi lain, katanya, dalam sejarah Islam ada sebagian anggota keluarga yang tidak taat pada Allah, seperti istri dan anaknya Nabi Musa. Namun dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bagi muslim supaya tunduk dan patuh pada Allah dan Rasul-Nya dalam kondisi apa pun.
Aktivis dayah Aceh itu menegaskan pengorbanan luar biasa Nabi Ibrahim membuat dirinya mendapatkan gelar kekasih Allah (khalilullah). Maka mari jadikan keluarga dan napak tilas Nabi Ibrahim sebagai panutan muslim, bahkan keberadaan keluarga kecil itu dapat mengubah dunia hingga sekarang.