Banda Aceh,JBA-Peternakan ayam pedaging merupakan salah satu sektor peternakan yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Tercatat jumlah populasi ayam ras pedaging pada tahun 2021. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2021) rata-rata konsumsi daging ayam ras di kelompok rumah tangga nasional mencapai 6,048 kilogram (kg) per kapita per tahun pada 2021.
Angka tersebut meningkat 7,69% dibandingkan tahun 2020. Pondok Yatim Tahfidz Baitul Quran Gampong yang berlokasi di Gampong Siem Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh juga memiliki peternakan ayam pedaging sebagai unit usaha untuk medidik santri memiliki jiwa enterprener.
Pemeliharaan ayam pedaging dilakukan maksimal selama 28 hari, hal ini dilakukan untuk menerapkan efisiensi penggunaan pakan dalam usaha budidaya ayam pedaging. Salah satu permasalahan dalam budidaya ayam pedaging adalah biaya pakan mencapai 70% dari keseluruhan modal produksi.
Menjadi sebuah keharusan apabiala ingin memaksimalkan pendapatan dari usaha budidaya ayam pedaging, haruslah melakukan efisiensi penggunaan pakan. Semakin lama pemeliharaan ayam pedaging, maka semakin tidak efisien suatu usaha tersebut dilaksanakan.
Permaslahan lainnya adalah pembatasan penggunaan antibiotik pada pemeliharaan ayam pedaging, sebagaimana yang kita ketahui bahwa ayah pedaging sangat rentan terhadap penyakit. Biasaya peternak menggunaakan obat-obatan yang mengandung antibiotik tanpa memerhatikan dosis dan waktu pemberian.
Untuk dalam pengabdian ini, tim peneliti dari Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala yang terdiri dari Hendra Koesmara, S.Pt., Muhammad Resthu, S.Pt., M.Si., Said Mirza Pratama, S.Pt., M.Si dan Muhammad Ammar, S.Pt., M.Si mencoba untuk melakukan pengenalan terhadap alternatif pengganti antibiotik untuk ayam pedaging. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan fitonutrien.
Fitonutrien adalah zat yang dibutuhkan tubuh seperti protein, vitamin, mineral, sumber energi dan berbagai jenis gula. Salah satu contoh produk fitonutrien yang sudah mulai dikenal dikalangan peneliti unggas adalah produk jamu untuk ayam pedaging. Jamu ini dibuat dengan formulasi bahan-bahan alami dari tumbuhan-tumbuhan yang mudah dan banyak tersedia di Provinsi Aceh.
Berdasarkan penelitian/ pengujian jamu ternak pada skala laboratorium, diperoleh bahwa ternak unggas yang diberi jamu ternak ternyata memiliki angka kematian yang rendah (dibawah 10%), ayam lebih sehat, dan ramah lingkungan (bau amonia dari kotoran berkurang), lemak abdominalnya lebih sedikit, dan penggunaan pakannya lebih efisien dan ekonomis Produk jamu ini dapat menjadi suplemen yang menggantikan fungsi dari antibiotic yang sering digunakan dalam usaha budidaya ayam pedaging.