Banda Aceh, JBA – Mantan pentolan Bank Aceh Syariah, Amal Hasan menyebutkan pembangunan Kota Banda Aceh berbeda dengan kabupaten/kota lainnya di Aceh, karena Banda Aceh memiliki khas, multikultural, dan ada keunikan tersendiri.
“Membangun Kota Banda Aceh tidak bisa dibangun dengan politik semata. Namun, kota pusaka ini hanya bisa dibangun melalui praktisi dan teknokrat,” ungkap Amal Hasan, di Banda Aceh, Senin, 25 Maret 2024.
Menurutnya, Kota Banda Aceh adalah pusat ibukota provinsi yang seharusnya menjadi barometer untuk membangkitkan kembali kejayaan Aceh seperti pada masa lampau.
Selain itu, ia mengungkapkan, untuk memperkuat tata kelola pemerintahan Kota Banda Aceh, maka dibutuhkan empat pilar prioritas yang saling menguatkan. Pertama, pilar ekonomi, birokrasi, diplomasi dan keempat adalah syariat Islam.
“Terkait pilar ekonomi, bagaimana kita membangun sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan tanpa mengabaikan kosep syariah,” tegasnya.
Sementara birokrasi lebih kepada sistem pengelolaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas. Sedangkan diplomasi lebih kepada bagaimana membangun sistem komunikasi yang baik dan tepat antara eksekutif, legislatif, yudikatif dan unsur pendukung seperti Forkopimda.
Perkara syariat Islam, ujar Amal Hasan, harus mengoptimalisasikan qanun dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk kegiatan sosialisasi, serta turut melibatkan seluruh stakeholder.
Atas dasar ini, ia merasa terpanggil untuk membangun Banda Aceh, melalui bursa calon wali kota yang akan berlangsung pada Pilkada 2024.
“Jika masyarakat Banda Aceh memberikan amanah dan kepercayaan pada saya, Insyaallah saya siap menjadikan kota pusakan ini jadi lebih baik,” tegas Amal Hasan.