Jaringanberitaaceh.com — Anak yang cerdas dan berprestasi merupakan impian setiap orang tua. Kecerdasan itu meliputi pola pikir yang berbentuk mental, logika, linguistik, sosial, spasial, atau musik. Kecerdasan seorang anak bisa diukur dari nilai IQ atau prestasi di sekolah dan tingkat kreatifitas anak.
Cerdas tidaknya seorang anak juga sangat tergantung pada pendidikan yang diberikan orang tua. Mendidik anak agar cerdas menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua, di mana mereka harus ikut membantu mengembangkan dan memanfaatkan bakat serta keterampilan anak yang tersembunyi secara maksimal.
Orang tua juga bukan hanya bertugas memberikan lebih banyak pengetahuan kepada anak, tetapi juga membimbing mereka untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki.
Sebagaimana dilansir dari iMom yang ditulis ulang oleh Mufiidaanaiilaa A.S, kiat mendidik anak agar cerdas yang pertama adalah dengan membacakan buku. Rajin membacakan buku untuk anak menjadi awal pengembangan bahasa. Meski anak tidak mengerti yang orang tua ucapkan, jelaskan dengan perlahan arti tiap kata agar ia dapat meresapinya.
Anak yang rutin dibacakan buku lebih mungkin untuk mengembangkan minat membaca seumur hidup, berprestasi di sekolah, dan berhasil dalam kehidupan dewasa. Membaca buku adalah salah satu kegiatan terpenting yang membuat anak cerdas.
Kedua, orang tua perlu berkomunikasi aktif dengan anak dan menjadi pendengar yang baik, karena kemampuan bahasa anak bergantung pada komunikasi yang ia jalin bersama orang tuanya. Banyak anak yang kesulitan menyampaikan gagasan melalui kata-kata karena skill komunikasi yang buruk. Hal ini berpengaruh pada kecerdasannya.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang lebih banyak berbicara di rumah memiliki aktivitas otak dan sikap verbal yang lebih besar. Selain mengajaknya berbicara, jadilah pendengar yang baik untuknya. Meski anak kadang kesulitan menyampaikan isi pikirannya, dengan banyak berlatih anak akan menjadi komunikator yang handal.
Ketiga, orang tua perlu mengurangi anak menggunakan ponsel dan mengajaknya bermain. Dalam penelitian ditemukan bahwa bayi yang banyak bermain ponsel kurang mahir secara verbal. Bayi dan anak kecil membutuhkan pengalaman nyata dalam belajar, yang dapat memperluas pengalaman dan kreativitas otaknya. Daripada mengajarkannya melalui video pada ponsel, lebih baik secara langsung melalui aktivitas fisik.
Keempat, mencukupi kebutuhan kasih sayang untuk anak. Hal itu sesuai pengamatan para ilmuwan, di mana bayi yang tidak dipeluk atau tindakan lain yang menyalurkan rasa cinta memiliki pertumbuhan otak yang terhambat. Bukan hanya berpengaruh pada kecerdasannya, anak yang kurang kasih sayang cenderung tumbuh dengan kondisi depresi.
Maka dari itu, orang tua perlu menunjukkan kasih sayang pada anak. Hubungan cinta yang terbentuk antara orang tua dan anak menjadi dasar untuk keterampilan berpikir yang lebih tinggi.
Terkahir, kelima, para orang tua perlu membiarkan anak bermain bebas. Karena, memiliki aktivitas yang sesuai jadwal akan membuat mereka bosan dan hilang minat dalam belajar. Sesekali berilah waktu luang untuk anak bermain dengan bebas.
Bermain bukan sekedar hiburan bagi anak, tetapi juga melatih dasar keterampilan intelektual, sosial, fisik, dan emosionalnya. Saat anak bermain dengan temannya, ia belajar menggabungkan ide, kesan, dan perasaan dengan pengalaman dan pendapat anak lain.
Inilah lima kiat yang dapat redaksi media ini berikan. Perlu diketahui oleh para orang tua, semua anak itu cerdas bagaimana pun prestasinya. Syukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anak dan terus dukung ia untuk berkembang semampunya. Semoga bermanfaat. **