Lhokseumawe, Jaringanberitaaceh.com – Kabar meninggal Komandan Tim Badan Intelijen Strategis (Dantim BAIS) Wilayah Pidie, Kapten Abdul Majid membuat rakyat Aceh tersentak, bahkan mengguncang jagat maya nasional.
Pasalnya, Kapten Majid menghembus nafas terakhir dengan cara tak biasa. Seperti publik ketahui, ia ditembak oleh pihak yang sengaja ingin mencederainya dan merampas hartanya.
Di balik tugasnya sebagai Abdi Negara, ternyata sosok Kapten Abdul Majid memiliki kepekaan terhadap agama dan masyarakat. Ia sempat mendirikan balai pengajian, yang diberi nama Balai Pengajian Al-Majid, berlokasi di Gampong Ujong Pacu, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Kabarnya, balai ini dibangun dengan biaya sendiri, sebagai ladang amal, selain menjadi parajurit TNI.
Anggota TNI ini punya kemampuan membaca kitab kuning, khususnya aksara Arab Melayu, warga Aceh kerap menyebutnya Bahasa Jawo.
“Terkadang, bila sedang di Lhokseumawe, ia juga memimpin pengajian bagi bapak-bapak. Namun, ada teungku khusus di sekitaran balai, yang siap mengisi pengajian, demi menebarkan kebaikan lewat ajaran Islam,” jelas seorang narasumber, Zahara, pada wartawan Jaringanberitaaceh.com.
Biasanya, kata Zahara, jadwal pengajian malam Jumat, khusus untuk ibu-ibu. Sedangkan bagi bapak-bapak, setiap malam Rabu dan Sabtu.
Namun, Zahara tidak tahu pasti Kapten Majid pernah mengenyam pendidikan di dayah (pesantren) mana. Sebab, Kapten Majid bukan warga asli Ujong Pacu.
Walau ia bukan warga gampong tersebut, tetapi Abdul Majid tidak asing di kalangan masyarakat sekitar. Ia sosok yang suka menolong orang kesusahan. Sikapnya ramah, membuat orang amat dekat dengannya.
“Kami di sini, sangat merasa kehilangannya. Padahal, balai pengajian Al-Majid akan mengadakan Maulid Nabi Muhammad, sekalian memberikan santunan untuk anak yatim,” ucap Zahara, yang juga seorang jamaah pengajian tetap di balai Al-Majid.
Menurutnya, Kapten Majid telah merencanakan malam Rabu akan hadir di balai pengajian tersebut, dalam rangka rapat persiapan maulid.
“Tetapi, goeb nyan ka geucok pulang lee Allah (tapi beliau sudah diambil oleh Allah),” ucapnya.
Kepergian sang Kapten membuat duka mendalam bagi orang sekitarnya, khususnya masyarakat Aceh yang mencintai kedamaian. Semoga amalannya diterima Allah dan amalan jariyah terus mengalir padanya. (Red).