Meulaboh,JBA– Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Jaya (IPELMAJA Meulaboh) M. Farhan Ridha (Adek Nazsry) menyampaikan kecaman keras terhadap kasus dugaan kekerasan yang menimpa seorang siswi sekolah dasar di Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. Kejadian yang terjadi pada 24 Februari 2025 tersebut telah meninggalkan luka fisik dan trauma mendalam bagi korban.
Menurut hasil pemeriksaan medis, korban mengalami gangguan psikologis akibat kekerasan yang dialaminya. Adek Nazsry menilai peristiwa ini sebagai bukti lemahnya perlindungan anak di lingkungan sekolah dan kelalaian pemerintah daerah dalam memastikan keamanan siswa.
“Kekerasan di sekolah adalah kegagalan total dunia pendidikan. Pemerintah Aceh Jaya tidak boleh hanya berdiam diri atau sekadar memberi pernyataan. Harus ada tindakan nyata, cepat, dan tegas,” tegas Adek Nazsry, Ketua Umum IPELMAJA Meulaboh, dalam pernyataannya.
Ketua Umum IPELMAJA Meulaboh menuntut tiga langkah konkret:
1. Proses hukum yang transparan dan tanpa kompromi terhadap pelaku, sesuai undang-undang perlindungan anak.
2. Pertanggungjawaban Dinas Pendidikan Aceh Jaya atas lemahnya pengawasan dan pembinaan di sekolah.
3. Pembentukan tim independen pencegahan kekerasan yang melibatkan masyarakat sipil, aktivis, dan organisasi pelajar.
Adek Nazsry menegaskan, organisasi yang dipimpinnya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Ia juga mengingatkan bahwa penyelesaian damai tidak boleh menjadi jalan keluar karena berpotensi mengabaikan hak-hak korban.
“Kami tidak ingin ada damai semu yang mengorbankan masa depan anak. Jika proses hukum berjalan lambat atau tidak berpihak pada korban, kami siap turun ke jalan untuk menuntut keadilan,” pungkasnya.