SMK Negeri 2 Karang Baru Ciptakan Pencuci Tangan Otomatis dan Bilik Disinfektan Hemat Energi

BANDA ACEH – Dinas Pendidikan Aceh memfasilitasi tim pengembang SMK Negeri 2 Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang untuk memproduksi alat pencuci tangan otomatis dan Disinfection Chamber (bilik disinfektan) hemat energi.

Kepala SMKN 2 Karang Baru secara khusus menghibahkan hasil inovasi pihaknya untuk dipasang dan digunakan pegawai dan tamu di Kantor Dinas Pendidikan Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri HD MPA bersama para Kabid dan jajarannya berkesempatan untuk menguji coba kedua alat itu di Halaman Gedung A Kantor Disdik Aceh, Jumat (17/4/2020).

“Kita patut berbangga dan mengapresiasi inovasi dari SMKN 2 Karang Baru yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karya orisinil dari kolaborasi antara para siswa dan guru ini patut dicontoh oleh sekolah-sekolah lain,” kata Rachmat Fitri, Jumat (17/4/2020).

Meskipun sederhana, lanjutnya, alat tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terutama untuk mengurangi risiko penularan virus Corona. Alat tersebut dapat dimanfaatkan di fasilitas umum yang sering dilalui oleh masyarakat.

“Kita patut berbangga dan mengapresiasi inovasi dari SMKN 2 Karang Baru yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karya orisinil dari kolaborasi antara para siswa dan guru ini patut dicontoh oleh sekolah-sekolah lain,” kata Rachmat Fitri, Jumat (17/4/2020).

“Kita juga sudah membuat spanduk berisi imbauan di depan Kantor Disdik Aceh agar para pegawai yang melaksanakan piket dan tamu yang datang untuk dapat mencuci tangan dan menyemprotkan diri di bilik yang telah tersedia,” ujarnya.

Kadisdik juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMKN 2 Karang Baru atas pemberian alat-alat tersebut.

Sementara Kepala SMK Negeri 2 Karang Baru, Drs Bujang SG MT didampingi Ketua Tim Pengembang SMK Negeri 2 Karang Baru, Rahmad Purnama SST MEng menjelaskan, ada beberapa keunggulan dari produk alat pencuci tangan otomatis yang dibuat pihaknya.

Salah satunya efisiensi dalam jumlah energi. Karena daya yang digunakan lebih kecil dan efisien dalam penggunaan air. Sebab setelah digunakan, keran air akan mati dengan sendirinya.

“Memang masih ada kelemahan pada alat ini yaitu keran airnya baru akan mati setelah sepuluh detik penggunanya berpindah tempat, namun kami akan terus berinovasi untuk memperbaiki kelemahan yang ada,” ujarnya.

Sedangkan untuk alat bilik disinfektan, keunggulannya bisa mengatur kekuatan dari semburan sabun ke badan, namun tidak mengurangi esensi dari penyemprotan untuk pencegahan covid 19.

Untuk bahan penyemprotan disinfektan di dalam bilik tersebut, pihaknya menggunakan bahan yang aman seperti sabun cair yang tersedia di pasaran.

“Alat ini bakal menyemprotkan disinfektan ke seluruh tubuh atau pakaian warga yang beraktivitas di luar rumah. Alat ini ditujukan bagi masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaan dari rumah,” ungkapnya.

Bujang mengaku belum memproduksi alat tersebut secara massal. Namun bila ke depan dapat memproduksi dalam jumlah besar, pihaknya akan mematok harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Menurutnya, sebelum dihibahkan untuk Disdik Aceh, dua alat serupa juga sudah lebih dulu dihibahkan kepada masjid di Kabupaten Aceh Tamiang.

spot_img
spot_img
spot_img

TERBARU

spot_img
spot_img

BERITA TERHANGAT

BERITA MINGGUAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT