Banda Aceh – Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh bersama Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh dan Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh melakukan penandatanganan MoU Peningkatkan Mutu Pendidikan dan Sumber Daya Manusia di Aula Hotel Jeumpa Mannheim, Lhong Raya, Kota Banda Aceh, Selasa, 30 Agustus 2022.
MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Drs Alhudri MM, Kadis Syariat Islam Aceh yang diwakili Sekretaris Dinas (Sekdis) SI, Muhibuthibri, dan ISAD Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pdi.
Penandatangan MoU Yang diiniasi oleh YARA ini juga disaksikan oleh Kabid Pendidikan Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh, Khairul Azhar SAg MSi, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin, serta pejabat pejabat lainnya di lingkup Dinas Pendidikan Aceh dan dinas terkait lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, dalam sambutannya menegaskan, sangat disambut untuk berbagai pihak yang punya visi untuk memajukan mutu pendidikan dan SDM di Aceh, terutama yang khusus seperti peningkatan pemahaman syariat Islam serta keterampilan para pelajar dan tenaga didik.
Diakui Alhudri, siswa dan tenaga didik di Aceh tidak cukup hanya menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), tapi juga harus berjalan seiring dengan Imtak (Iman dan Taqwa). “Ini penting untuk menjaga keseimbangan dunia dan akhirat bagi generasi Aceh Kedepan. Apalagi sekarang kita bisa menyaksikan pengaruh perubahan zaman yang mulai menggerus nilai-nilai etika dikalangan siswa,” ujar Alhudri.
“Karenanya Imtak dan Iptek berjalan seiringan, dan ini akan terwujud dengan tanggung jawab kita bersama. Pemerintah bertanggung jawab melalui tupoksinya masing-masing, masyarakat dan orang tua juga tidak bisa lepas tangan begitu. Untuk itu kami sangat menyambut baik terobosan hari ini, yaitu kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan ISAD Aceh dan juga Dinas Syariat Islam.
Semoga kerjasama ini bisa bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan Aceh Kedepan,” sambung Alhudri.
Kadisdik Aceh juga mengharapkan semua pemangku kepentingan agar hanya mengubah pola pikir, dengan tidak melihat dari satu terkait masalah dunia pendidikan di Aceh. Menurutnya, kemajuan Aceh terutama dalam aspek pendidikan punya keterkaitan dengan semua pemangku kepentingan terkait. Dengan kata lain dari hilir ke hulu, dari masyarakat, perguruan tinggi hingga Pemerintah punya kemajuan untuk kemajuan Aceh ke depan.
“Kalau semuanya terlibat dan tanggung jawab bersama saya yakin Aceh ini akan maju,” pungkas Alhudri seraya mengingatkan sejarah Aceh masa terakhir yang menghadirkan Aceh hebat dan kuat hingga sulit ditaklukkan Belanda, karena Aceh saat itu tidak terkotak-kotak dalam dimensi sosial dan keagamaan , tidak saling menyalahkan, akan saling merangkul, saling mengisi dan saling memperbaiki.
Sementara itu, Sekretaris Dinas (Sekdis) Syariat Islam Aceh berharap setelah MoU semua pihak dapat berkolaborasi di lapangan. Diakuinya, di lapangan banyak sekali masalah yang butuh kerjasama semua pihak untuk memperbaikinya.
“Ada banyak sekali masalah di lapangan yang perlu kita perbaiki bersama. Masalah pendidikan dan syariat Islam ini tanggung jawab kita bersama. Dinas punya tupoksi berbeda, karenanya harus berkolaborasi di lapangan. Pemerintah, Ulama melalui MPU, tanggung jawab orang tua akan mengawasi anak-anak, begitu juga tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan sosialnya,” katanya.
DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh juga menyampaikan hal yang sama, bahwa permasalahan dunia pendidikan dan syariat Islam di Aceh ini adalah tanggung jawab kita bersama. Secara khusus ISAD mengapresiasi Dinas Pendidikan Aceh dan Dinas Syariat Islam yang membuat MoU dengan ISAD Aceh.
Dalam MoU ini, ISAD memberi penekanan agar kurikulum pendidikan di Aceh juga punya materi khusus tentang syariat Islam serta tuntas membaca al-Quran bagi kalangan pelajar.
Ketua ISAD & Kadis pendidikan juga tertarik untuk mengadakan pembekalan materi khusus kepada guru untuk menangkal radikalisme di dunia pendidikan.
“Hasil survei, ada sekitar 60 persen lebih anak didik kita tidak dalam membaca al-Quran, dan ini menjadi salah satu masalah. Dan ISAD sangat mendukung bila gagasan tuntas membaca al-Quran bagi kalangan pelajar ini diterapkan. Kita juga menyambut baik gagasan Dinas Pendidikan Aceh yang ingin menjadikan sekolah sebagai lokomotif syariat Islam,” ujar Sekjen ISAD Aceh, Dr. Teuku Zulkhairi.
“Semoga MoU ini menjadi titik awal dalam kemajuan Aceh, tidak hanya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga siswa Aceh punya bekal iman dan taqwa yang menjadi semua harapan masyarakat Aceh. ISAD sendiri siap berkolaborasi dalam menyukseskan ini baik dalam bentuk ide-ide maupun keterlibatan langsung di lapangan,” pungkas Teuku Zulkhairi.