Soal Pilkada Aceh Barat, Mengapa Harus TARSA?

Oleh: Mustafa Husen Woyla

Hiruk pikuk Pilkada Aceh Barat 2024 kian mencuat jelang hari pencoblosan. Pasangan calon bupati dan wakil bupati Tarmizi, SP., MM. dan Said Fadheil, SH., atau lebih dikenal dengan sebutan Tarsa, muncul dengan tawaran yang membumi dan menjanjikan perubahan nyata. Pasangan ini tidak hanya membawa visi pembangunan berkelanjutan yang berlandaskan syariat Islam, tetapi juga memiliki rekam jejak dan strategi yang menunjukkan keseriusan untuk membawa Aceh Barat ke arah yang lebih baik.

Tarmizi dan Said Fadheil bukanlah sosok asing dalam dunia politik dan pembangunan. Tarmizi, seorang magister manajemen dengan latar belakang pertanian, telah menunjukkan dedikasinya melalui berbagai posisi strategis di Partai Aceh dan lembaga legislatif. Begitu pula dengan Said Fadheil, seorang sarjana hukum dan pengusaha sukses, yang aktif dalam organisasi kepemudaan dan ekonomi. Kombinasi antara pengalaman politik, kepemimpinan, dan manajemen keduanya adalah modal penting untuk mengelola kabupaten sebesar Aceh Barat. Dalam dunia yang semakin kompleks, rekam jejak itu menjadi lebih dari sekadar formalitas. Ia adalah bukti nyata bahwa pasangan ini mampu menjalankan misi besar mereka, mulai dari transformasi sosial-ekonomi hingga pelestarian budaya Aceh. Bukan sekadar janji manis, tetapi visi yang didukung oleh kompetensi dan pengalaman yang relevan.

Ketika sebagian pasangan calon menawarkan program yang “cet langet” alias mimpi di awang-awang, Tarmizi dan Said Fadheil hadir dengan 100 program kerja yang dirancang dengan matang. Program-program ini telah disinkronkan dengan kebutuhan masyarakat, regulasi, dan kondisi keuangan daerah. Dari jumlah tersebut, hanya dua yang membutuhkan dukungan dari APBN, yakni irigasi Lhok Guci dan kolam retensi Meulaboh. Selebihnya, adalah program yang realistis dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa Tarmizi-Said memahami esensi pembangunan: bukan tentang membuat janji spektakuler, tetapi tentang menyelesaikan masalah masyarakat dengan cara yang terukur dan dapat dilaksanakan. Gebrakan nyata ini menjadi pembeda utama mereka dari calon lainnya.

Tarmizi-Said juga mendapat dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari ulama karismatik, mahasiswa, santri, hingga profesional lintas sektor. Dukungan ini bukan hanya sebuah simbol, tetapi cerminan bahwa pasangan ini dipercaya mampu mewakili berbagai kepentingan masyarakat Aceh Barat. Dalam konteks politik lokal, mendapatkan kepercayaan lintas generasi dan profesi adalah indikasi kuat bahwa visi dan misi mereka relevan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, keterlibatan partai-partai besar seperti PAN, Partai Aceh, Gerindra, Demokrat, dan PKS memberikan landasan politik yang kuat. Dukungan ini memastikan bahwa program-program yang mereka usung memiliki peluang besar untuk direalisasikan, karena mendapatkan dukungan legislatif yang memadai.

Visi Tarmizi-Said untuk mewujudkan Aceh Barat maju berlandaskan syariat Islam bukanlah sekadar jargon politik. Nilai-nilai syariat tidak hanya diterjemahkan dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam keadilan sosial, pemerataan pembangunan, dan pelestarian lingkungan. Dalam konteks Aceh, pendekatan ini sangat relevan karena menyentuh dimensi kehidupan masyarakat secara holistik. Salah satu misi utama mereka adalah optimalisasi sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ketahanan bencana. Ini adalah langkah yang sangat strategis, mengingat Aceh Barat memiliki potensi alam yang melimpah, tetapi juga rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan gempa bumi. Pendekatan ini memastikan bahwa pembangunan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan.

Debat perdana pasangan calon bupati dan wakil bupati pada 9 November 2024 menjadi momen penting bagi masyarakat Aceh Barat untuk menilai program-program yang ditawarkan. Ini bukan hanya tentang siapa yang paling retorik, tetapi siapa yang mampu menunjukkan solusi nyata untuk berbagai tantangan yang dihadapi kabupaten ini. Tarmizi-Said telah menunjukkan langkah awal yang kuat dengan mensinkronisasi program kerja mereka di Kantor Bappeda Aceh Barat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa mereka serius dan memahami seluk-beluk administrasi pemerintahan. Kita berharap, dalam debat nanti, pasangan ini mampu memberikan gambaran yang lebih detail tentang bagaimana visi mereka diterjemahkan menjadi aksi nyata.

Pilihan kita pada Pilkada kali ini bukan hanya menentukan siapa yang memimpin Aceh Barat, tetapi juga menentukan arah masa depan kabupaten ini. Tarmizi-Said adalah representasi dari kepemimpinan yang berpengalaman, program yang realistis, dan komitmen terhadap nilai-nilai syariat Islam. Mereka bukan sekadar pemimpi, tetapi pemimpin yang siap bekerja untuk masyarakat. Aceh Barat membutuhkan pemimpin yang tidak hanya bicara, tetapi juga bertindak. Dalam pasangan Tarmizi-Said, kita melihat harapan untuk perubahan nyata. Kini, keputusan ada di tangan kita: memilih gebrakan nyata atau tetap terjebak dalam janji-janji kosong. Pilihlah dengan bijak, pilihlah untuk masa depan.

*Penulis adalah anggota PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Aceh dan Dewan Penasihat MABAB Aceh Barat

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT