Banda Aceh, jaringanberitaaceh.com – Parfum Kerajaan Aceh atau dikenal juga dengan sebutan The King Off, kian mencuri perhatian pecinta wewangian baik di dalam negeri maupun mancanegara. Parfum tradisional ini lahir dari kearifan lokal Aceh dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti bunga, rempah-rempah, hingga kayu beraroma khas. Banda Aceh, Rabu 10 September 2025.
Sejak lama, Aceh dikenal sebagai pusat perdagangan rempah dunia. Pedagang dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok kerap singgah ke Tanah Rencong, membawa serta gaharu, cendana, dan kapur barus. Bahan-bahan inilah yang kemudian menjadi bagian penting dalam racikan parfum khas Aceh.
Rizki Ramadhan, pendiri Parfum Kerajaan Aceh sejak 2020, mengatakan bahwa produk ini bukan sekadar wewangian, tetapi juga sarana melestarikan budaya, parfum ini sering dipromosikan melalui aku instagram @kerajaanacehparfume.
“Melalui parfum, kami ingin mengangkat nilai dan sejarah Aceh. Logo produk pun terinspirasi dari ikon budaya, seperti pintu Aceh yang melambangkan Masjid Raya Baiturrahman, Gunongan Aceh sebagai simbol sejarah, hingga kupiah meukutop sebagai warisan tradisi,” jelasnya.
Parfum ini diracik dengan metode tradisional yang diwariskan turun-temurun, melalui proses penyulingan, pencampuran, hingga fermentasi. Beberapa bahan utama yang digunakan antara lain bunga cempaka, melati, kayu gaharu, kopi, cengkeh, serta kayu manis. Kombinasi tersebut menghasilkan aroma kuat, tahan lama, sekaligus khas Aceh.
Parfum Kerajaan Aceh kini hadir dalam beragam varian, mulai dari Seulanga, Jeumpa, Coffee, Sanger Espresso, hingga Sultan Muda. Produk ini tidak hanya diminati masyarakat lokal, tetapi juga banyak diburu wisatawan sebagai oleh-oleh khas Aceh. Bahkan, keberadaannya telah diperkenalkan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sejumlah instansi terkait di Aceh.
“Visi kami adalah menyediakan produk parfum berkualitas dengan ciri khas daerah, membangun loyalitas konsumen, sekaligus meningkatkan apresiasi terhadap produk lokal,” tambah Rizki.
Dengan keunikan aroma serta nilai budaya yang terkandung di dalamnya, Parfum Kerajaan Aceh layak disebut sebagai salah satu warisan tradisi Nusantara yang kini mulai mendunia.