Kelompok Kerja Penyuluh Agama Lintas Agama Provinsi Aceh Gelar Raker

Banda Aceh, JBA – Kelompok Kerja Penyuluh Agama Lintas Agama Provinsi Aceh melaksanakan Rapat Kerja (Raker), dengan tema “Rajut Keberagaman, Perkokoh Kesatuan Bangsa”. Raker ini dilaksanakan di Aula Lantai 2 Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Rabu, 6 Maret 2024.

Ketua Tim Ortala dan KUB, Ustaz Zulfahmi mengatakan rapat kerja (Raker) ini penting dilakukan, karena sudah tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Selain itu, penting dilaksanakan karena Indonesia punya suku, budaya, dan bahasa berbeda-beda. Ada enam agama yang perlu diayomi berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Maka sudah selayaknya memberikan layanan pada semua masyarakat beragama.

“Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal. Karena itu, penting kita bersama menciptakan harmonisasi umat beragama melalui pelayanan keagamaan,” kata Zulfahmi dalam sambutannya.

Ia menyebutkan penting sekali menyikapi secara bijak isu dan potensi konflik di luar agama Islam. Bila sudah saling kenal dalam komunitas lintas agama akan memudahkan penyuluh lintas agama untuk mendeteksi dini potensi konflik, sehingga bisa menghidari hal negatif.

“Selamat Raker, kami nanti akan menerima hasil pleno dari pengurus Kelompok Kerja Penyuluh Agama Lintas Agama Provinsi Aceh,” tegasnya.

Plh Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat Wakaf, Kanwil Kemenag Aceh, Saifullah Rayeuk MA berharap semua peserta mengusul ide cemerlang yang dapat dijadikan program kerja, sehingga rapat kerja dapat terlaksana dengan baik. Rencanakan sesuatu dengan baik walau belum tentu maksimal nanti saat realisasinya.

“Silakan merumuskan program yang dibutuhkan masyarakat sehingga keberadaan ormas ini dirasakan publik,” ucap Saifullah Rayeuk saat membuka Raker.

Ia mengajak peserta merajut keberagaman dan memperkokoh kesatuan bangsa. Penyuluh agama merupakan ujung tombak Kemenag RI. Maka lalukan yang terbaik supaya kepercayaan umat makin besar kepada penyuluh agama. Apa pun persoalan bangsa harus bisa teratasi dengan baik dengan keberadaan penyuluh agama.

“Karena tugas penyuluh sangat suci, penting, dan besar, maka penyuluh agama idealnya harus memiliki kapasitas yang mumpuni dan profesional luar biasa,” tegas Plh Kabid Penaiszawa.

Menurutnya, karena tugasnya berat di tengah masyarakat yang beradap, maka penyuluh agama harus mampu menhadapi perubahan yang terjadi di era globalisasi ini. Perkembangan zaman amat cepat yang mempengaruhi umat beragama. Karenanya harus mampu menghadapi perubahan yang cukup cepat.

“Jadi tidak mungkin diterima masyarakat yang cepat berubah jika penyuluh agama tidak ada perubahan atau tidak menyesuaikan diri,” pungkas Saifullah Rayeuk.

Saifullah Rayeuk menyebutkan penyuluh agama harus hidup dekatan dengan masyarakat, harus selalu ada bersama masyarakat sehingga tahu adanya perbedaan dan potensi konflik, supaya bisa diatasi secara baik.

“Ingat penyuluh agama harus selalu berada di tengah masyarakat,” tegasnya.

Penyuluh agama, kata Saifullah Rayeuk, juga harus memiliki kemampuan melayani dengan baik pada masyarakat, sebab saat mereka menghadapi masalah, tentu akan datang pada penyuluh agama, sebab penyuluh agama itu lampu, maka masyarakat pasti akan mencari lampu.

“Penyuluh agama seperti petugas PLN. Saat padam listrik atau lampu, masyarakat menghubungi pihak PLN untuk bertanya terkait padamnya listrik. Oleh karena itu, penyuluh agama harus memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Jadi penyuluh agama harus mampu melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan konflik yang ada tanpa menimbulkan masalah baru,” tutup Saifullah Rayeuk.

Raker ini dipimpin oleh Sekretaris Kelompok Kerja Penyuluh Agama Lintas Agama Provinsi Aceh, Rahmawati STh dan Bendahara, Hj Rosmiati MSos, yang dihadiri seluruh pengurus.

BERITA MINGGUAN

TERBARU

BERITA TERHANGAT

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT