Jantho, JBA – Meski harga emas di Provinsi Aceh mengalami lonjakan, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Besar memastikan kondisi tersebut tidak memengaruhi jumlah pernikahan di wilayahnya.
Kepala Kankemenag Aceh Besar, Saifuddin, menyampaikan bahwa pada bulan Syawal dan di tengah meroketnya harga emas tercatat sebanyak 133 peristiwa pernikahan, dengan rincian 73 di luar KUA dan 60 di dalam KUA. Data ini dihimpun dari 23 Kantor Urusan Agama (KUA) di Aceh Besar hingga 15 April 2025.
“Sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk melangsungkan pernikahan di bulan Syawal atau pasca Idulfitri,” ujarnya.
Terkait mahalnya harga emas, Saifuddin menyatakan hal tersebut bukan menjadi persoalan besar karena pernikahan umumnya telah direncanakan jauh-jauh hari. Artinya, masyarakat sudah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk mahar, meskipun harga emas melonjak.
“Mahar pernikahan tidak harus berupa emas. Namun di Aceh, sejak dulu mahar identik emas. Itu pun atas kesepakatan antara calon pengantin dan keluarga. Yang penting tidak memberatkan,” lanjutnya, didampingi Kasi Bimas Islam, Akhyar.
Saifuddin juga menyebutkan bahwa pada bulan sebelumnya, yaitu Maret yang bertepatan dengan bulan Ramadan, jumlah pernikahan memang sempat menurun, Namun pasca Ramadan dan di bulan Syawal, angka tersebut kembali meningkat, meski harga emas belum stabil. Hingga 15 April 2025, harga emas di Aceh Besar tercatat mencapai Rp5.920.000 per mayam.
“Bulan Syawal dipandang sebagai momentum yang baik untuk memulai kehidupan berumah tangga. Ini juga merujuk pada sunnah Nabi Muhammad SAW yang menikah dengan Sayyidah Aisyah di bulan Syawal,” jelasnya.
Mantan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh ini menambahkan, pelayanan nikah di Aceh Besar berjalan normal. Berdasarkan laporan dari KUA, masyarakat masih terus datang untuk mendaftarkan pernikahan mereka, termasuk untuk bulan-bulan berikutnya.
“Pernikahan adalah ibadah. Lonjakan harga emas tidak menghalangi niat baik masyarakat untuk membina rumah tangga, kita do’akan semoga diberikan kemudahan,” pungkas Saifuddin.[]
