Jakarta, Jaringanberitaaceh.com – Gubernur Aceh Ir. H. Nova Iriansyah MT., meresmikan Gedung Wisma Taman Iskandar Muda (TIM) di Jakarta, Senin, 20 Desember 2021. Penandatanganan prasasti oleh Gubernur Aceh, pertanda diresmikannya penggunaan gedung yang berada di Jalan Tangkuban Perahu, No. 1, Guntur Setiabudi, Jakarta Selatan.
Gubernur Aceh berharap dengan diresmikannya wisma tempat pusat kegiatan masyarakat Aceh di Jakarta, diaspora Aceh sejagat, terutama warga di lingkungan TIM, bisa bersama-sama Pemerintah Aceh mendukung untuk kemajuan Aceh.
“Karena itu, dukungan, pemikiran, kritik dan saran untuk kemajuan warga di gampong kita, teramat sangat kami harapkan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan selalu menjaga niat tulus kita agar selalu istiqamah melayani warga, dan menjadikan Aceh sebagai daerah yang damai dan semakin sejahtera,” sebut Nova.
Menurutnya Nova, kiprah paguyuban TIM Aceh yang didirikan secara resmi pada 24 Agustus 1950 telah mengisi berbagai sektor kehidupan di ibukota negara, sejak Indonesia lahir dan masih berusia sangat muda.
“Para tokoh dari Aceh bukan hanya dikenal di pentas politik nasional. Mereka ada juga yang memimpin dunia usaha, perguruan tinggi, TNI/Polri, organisasi mahasiswa, organisasi masyarakat sipil dan terlibat aktif mencerdaskan kehidupan bangsa melalui media cetak dan elektronik, penerbitan buku, produksi film, pendidikan, seni-budaya, musik dan sebagainya,” kata Gubernur.
Apalagi tambah Gubernur, TIM bukan lagi sekadar paguyuban Aceh serantau, tapi sudah menjelma menjadi organisasi modern dengan spirit keacehan dan keislaman yang kental dan membanggakan.
“Dengan mengelola puluhan cabang paguyuban yang bertebaran di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, dan juga mengelola puluhan organisasi lainnya yang bersifat sektoral dan otonom, namun organisasi tersebut tetap mampu menjadi bagian keluarga besar TIM, inilah yang kemudian kita anggap sebagai pencapaian besar TIM,” katanya.
Nova juga menyebutkan, kemampuan TIM dalam mengelola peguyuban dan memiliki pengurus pusat dan cabang hingga ratusan ribu anggota dapat dicontoh bagi semua pihak. Karen di dalamnya terdapat dinamika penting perjalanan paguyuban ini.
“Terutama bagaimana kiat dan strategi PP TIM untuk melaksanakan misi mulia organisasi, yakni empat paradigma TIM: tahiroe gampong (peduli daerah), tajunjong nanggroe (menjunjung negara), tapakoe anggota (memperhatikan anggota), dan tapeuluwah syedara (memperluas persaudaraan),” kata Nova.
Sehingga, kata Gubernur, perlu diberikan apresiasi tinggi kepada para tetua yang telah mendirikan, dan menjaga TIM tetap ada hingga kini.
“Apresiasi serupa juga kita berikan kepada mereka yang tak henti berinovasi sangat baik dan berkiprah nyata di berbagai sektor yang telah membanggakan kita. Serta mendoakan mereka yang telah mendahului kita, sama-sama kita berdoa semoga mereka ditempatkan Allah di sisi terbaik-Nya,” ujarnya.
Selain itu, Nova mengatakan kolaborasi dan keberasamaan seluruh pihak akan menjadikan pembangunan Aceh terus berlanjut. Beberapa yang dilakukan misalnya adalah dengan membuka Bank Aceh Syariah Cabang Jakarta.
Untuk mendukung operasional, pemerintah bahkan menambahkan modal Rp.700 miliar. Di antaranya Rp.200 miliar pada tahun ini dan Rp.500 miliar pada tahun depan.
“Selain itu kita juga telah membangun 3 kapal Aceh Hebat, kemudian pembangunan jalan lingkar atau tembus antar kabupaten/kota serta pembangunan irigasi,” kata Nova.
Semua itu dilakukan demi bangkitnya perekonomian Aceh. Selain itu, Nova menyebutkan pemerintah Aceh juga mengarahkan para ASN untuk menyumbangkan darah rutin melalui donor darah massal.
Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM) Jakarta, Dr. Ir. Surya Dharma, MBA menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah sumbangsih membantu pembangunan wisma yang mulai dibangun sejak 2015.
“Proses pembangunan ini tidak mudah. Karena sudah berjalan dalam waktu yang lama. Namun berkat dukungan tokoh masyarakat Aceh di Jakarta dan juga Pemerintah Aceh, akhirnya bisa terlaksana pembangunan gedung ini,” kata Surya.
Dalam pembangunan gedung empat lantai ini katanya, banyak yang punya andil. Karena bantuan yang diberikan berbagai macam fasilitas, baik semen, AC, hingga lift.
Ia merincikan gedung wisma milik bersama masyarakat Aceh di perantauan ini, menghabiskan dana sekitar Rp9 miliar. Itu sudah termasuk bantuan yang diberikan pemerintah Aceh dalam dua periode kepemimpinan.
“Pada masa periode pemerintahan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan sekarang Gubernur Aceh Nova Iriansyah,” katanya.
Ia juga mengatakan, kehadiran gedung ini bukan dimulai dari periode saat ini saja. Tapi sudah dari beberapa periode yang lalu.
“Karena ini merupakan gedung tempat pusat kegiatan masyarakat Aceh di Jakarta,” ujarnya.
Sementara itu, Dewan kehormatan TIM, Dr. Ir. H. Mustafa Abubakar, MSi, mengatakan kehadiran gedung ini berkat adanya dua azas yang dimiliki masyarakat Aceh, yakni azas kebersamaan dan azas keberlanjutan.
“Kerjasama masyarakat Aceh dengan pemerintah Aceh sangat luar biasa. Kerjasama sesama masyarakat, kelompok bisnis, kelompok perbankan, tokoh masyarakat, dan masyarakat kebanyakan, juga menyumbang untuk terbangunnya gedung ini. Bersama kita kuat bersama kita bisa,” katanya.
Berkat dua azas itu pula, tambah tokoh Aceh ini, akhirnya pembangunan Wisma TIM bisa terlaksanakan.
“Alhamdulillah ini berkat keberlanjutan dan kebersamaan terbangunnya gedung ini,” ujarnya.
Dalam acara itu, hadir juga Walikota Jakarta Selatan Munjirin, S.Sos, M.Si. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh dr Taqwallah MKes, Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, Direktur Utama PT Bank Aceh Syariah (BAS), Haizir Sulaiman MH, Anggota DPR RI Muslim, serta sejumlah tokoh masyarakat Aceh lainnya.