BANDA ACEH – Capaian realisasi investasi Aceh pada triwulan IV (Oktober – Desember) Tahun 2021 sebesar Rp2.440,5 miliar dengan jumlah serapan tenaga kerja sebanyak 7.783 orang.
Nilai realisasi tersebut merupakan hasil penghimpunan dari 1.394 LKPM yang disampaikan oleh 580 perusahaan PMA/PMDN yang berkegiatan dalam wilayah Aceh baik yang masih dalam proses masa persiapan, masa konstruksi maupun masa produksi dengan jumlah proyek investasi seluruhnya sebanyak 1.284 proyek.
Secara kumulatif, realisasi investasi Aceh selama periode Januari – Desember 2021 telah mencapai Rp10.899,6 miliar. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis, ST. D.E.A dalam rilis yang disiarkan Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Selasa 8 Januari 2021.
“Capaian tersebut melebihi 163,90% dari target yang telah ditetapkan dalam RPJMA 2017-2022 pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp. 6.650,0 miliar, sedangkan secara nasional pencapaian target realisasi investasi Aceh telah mencapai 201,84% dari target yang diberikan oleh BKPM sebesar Rp. 5.400,0 miliar,” kata Marthunis.
Marthunis menjelaskan, realisasi investasi pada triwulan IV ini didominasi oleh PMA sebesar Rp1.568,3 miliar (64,26%), sedangkan PMDN sebesar Rp872,15 miliar (35,7%). Pertumbuhan investasi PMA pada triwulan IV 2021 tumbuh cukup signifikan dibanding dengan triwulan III sebelumnya, dimana pada triwulan III 2021 realisasi investasi PMA hanya sebesar Rp181, 6 miliar bertambah Rp1.386,6 miliar pada triwulan IV menjadi Rp1.568,3 miliar atau meningkat signifikan sebesar 763,19% (q-o-q).
Jika dibandingkan dengan triwulan IV 2020 (y-o-y), realisasi pada triwulan IV 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 565,82% atau bertambah sebesar Rp1.332,7 miliar.
Disisi lain, realisasi investasi PMDN pada periode yang sama (q-o-q) turun -51,23% dibanding triwulan III sebelumnya, begitu juga realisasi y-o-y dibanding triwulan IV 2020 turun -51,96%.
Marthunis juga menambahkan, secara keseluruhan kinerja investasi Aceh pada tahun 2021 mengalami perbaikan yang cukup positif dibanding tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat menunjukkan bahwa iklim investasi di Aceh sudah semakin kondusif dan membaik, oleh karena itu kami mengundang para investor baik dari lokal maupun dari luar Aceh untuk berinvestasi di Aceh.
“Sukses capaian realisasi investasi pada tahun 2021 ini juga tidak terlepas dari upaya bersama dengan tim DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mengawal proses realisasi investasi di Aceh, apalagi saat ini sejak awal tahun 2021 pemerintah pusat melalui kementerian Investasi/BKPM juga telah memberikan dukungan dana fasilitasi penanaman modal yang dialokasikan secara khusus untuk memperkuat peranan pengendalian pelaksanaan penanaman modal sesuai kewenangan daerah masing-masing,” sebut Marthunis.
Dalam rilis tersebut Marthunis juga menjelaskan beberapa catatan penting dari capaian realisasi investasi PMDN dan PMA pada Triwulan IV Tahun 2021.
Pertama, terkait realisasi investasi PMDN. Lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan sektor usaha adalah Konstruksi sebesar Rp464,9 miliar atau 53,32% dari total investasi PMDN, selanjutnya sektor Hotel dan Restoran Rp94,5 miliar atau 10,84%, Industri Makanan Rp65,5 miliar atau 7,51%, kemudian sektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan Rp63,7 milyar atau 7,31%, dan Listrik, Gas dan Air Rp58,8 miliar atau 6,75%.
Sementara untuk lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan lokasi proyek adalah Kabupaten Pidie menyumbang sebesar RP210,1 milyar atau 24,1%, selanjutnya Kabupaten Aceh Tamiang sebesar Rp. 169,0 miliar atau 19,4%, lalu Kabupaten Aceh Utara Rp98.2 miliar atau 11,3%, dan disusul Kabupaten Aceh Timur Rp73,6 miliar atau 8,4% serta Kabupaten Nagan Raya sebesar Rp66.3 milyar atau 7,6%.
Kedua, realisasi investasi PMA. Lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan sektor usaha masih diungguli oleh sektor Listrik, Gas dan Air yang menyumbang sebesar US$.96.352.951 atau 89,70% selanjutnya dari sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi US$8.432.055 atau 7,85%, lalu di susul Tanaman Pangan, Perkebunan dan Perikanan US$918.094 atau 0,85% dan Industri Mineral Non Logam US$753.957 atau 0,70% serta sektor Industri Kimia dan Farmasi US$426.027 atau 0,40%.
Sedangkan lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan lokasi proyek adalah Kabupaten Nagan Raya US$94.883.257 atau 88,33%, disusul Banda Aceh sebesar US$8.443.698 atau 7,8%, selanjutnya Kabupaten Aceh Tenggara sebesar 2.057.483 atau 1,9%, lalu Kabupaten Aceh Selatan US$757.793 atau 0,7% dan Kabupaten Gayo Lues sebesar US$430.237 atau 0,4%.
Sementara itu lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan Negara Asal masih diungguli oleh Negara Hongkong RRT dengan nilai sebesar US$94.262.865 atau 87,75 %, berikutnya Negara Malaysia menyumbang sebesar US$9.759.419 atau 9,09%, disusul Singapura US$1.020.030 atau 0,95% dan Belgia sebesar US$918.094 atau 0,85% serta Belanda sebesar US$830.000 atau 0,77%.
Ketiga, penyerapan Tenaga Kerja. Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada Triwulan VI Tahun 2021 mencapai 7.783 orang yang terdiri dari proyek PMDN sebanyak 7.502 orang dan proyek PMA sebanyak 281 orang.
Selain itu, Marthunis juga menyampaikan akumulatif realisasi investasi periode Januari – Desember 2021.
Pertama, terkait realisasi investasi PMDN. Lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan periode Januari – Desember 2021 masih tetap diungguli oleh sektor Listrik, Gas dan Air dengan nilai sebesar RP3.405,1 milyar atau 42,93% dari total investasi PMDN.
Selanjutnya sektor Konstruksi Rp1.953,7 miliar atau 24,63%, Industri Makanan Rp888,1 milyar atau 11,20%, kemudian sektor Industri Kimia dan Farmasi Rp364,7 miliar atau 4,60% serta Perdagangan dan Reparasi Rp300,0 miliar atau 3,78%.
Sedangkan lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan lokasi proyek antara lain Kota Lhokseumawe Rp2.512,1 miliar atau 31,7%, selanjutnya Aceh Besar Rp1.605,5 miliar atau 20,2% lalu disusul Aceh Barat Daya Rp607,6 miliar atau 7,7% dan Aceh Utara Rp577,8 miliar atau 7,3% serta Aceh Tengah Rp547,7 miliar atau 6,9%.
Kedua, realisasi investasi PMA. Lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan periode Januari – Desember 2021 posisi yang teratas masih diungguli oleh sektor Listrik, Gas dan Air menyumbang sebesar US$161.121.821 atau 79,26% lalu disusul sektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan US$21.315.602 atau 10,49%.
Selanjutnya sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi US$13.353.606 atau 6,57%, kemudian sektor Industri makanan US$3.308.539 atau 1,63% dan sektor Pertambangan US$1.309.641 atau 0,64%.
Sedangkan lima besar realisasi investasi PMA periode Januari – September 2021 berdasarkan lokasi proyek antara lain Kabupaten Nagan Raya US$. 147.701.410 atau 72,6%, selanjutnya Aceh Singkil US$. 20.618.041 atau 10,1%, lalu disusul Aceh Tenggara US$13.765.905 atau 6,7%, selanjutnya Banda Aceh US$13.3 65.249 atau 6,5% dan Aceh Tamiang US$1.598.482 atau 0,7%.
Sementara realisasi investasi PMA periode Januari – September 2021 berdasarkan Negara Asal disumbangkan oleh Hongkong R.R.T US$.145.262.972 atau 71,46%, lalu disusul Malaysia US$.45.735.119 atau 22,50%, selanjutnya Belgia US$4.454.023 atau 2,19%, Singapura US$2.060.238 atau 1,86%, dan Korea Selatan sebesar US$1.845.636 atau 0,91%.
Terakhir, terkait penyerapan Tenaga Kerja. Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia periode Januari – Desember 2021 mencapai 15.279 orang dari 2.940 proyek investasi yang terdiri dari 2.848 proyek PMDN sebanyak 14.349 orang dan 92 proyek PMA sebanyak 930 orang.