Kualasimpang, Jaringanberitaaceh.com | Pertamina EP Field Rantau terus meningkatkan upaya untuk mencegah hilangnya minyak karena praktik pencurian dengan membuat pipa sambungan (illegal tapping).
Selain memperkuat pengamanan jalur pipa, Pertamina EP Rantau kini menggunakan teknologi Finding Oil Losses (FOL). Alat ini mampu memberikan deteksi dini kebocoran minyak dan titik lokasi kebocorannya sehingga mempercepat tim security untuk bertindak meringkus pelaku. Sebagai informasi tambahan bahwa jalur pipa Trunkline dari Rantau menuju Terminal Pangkalan Susu membentang sepanjang 64 KM melewati medan hutan, bukit dan Perkebunan kelapa sawit sehingga kondisi ini menyulitkan tim security untuk menentukan titik Lokasi kebocoran.
Efektifitas FOL diakui Manager Pertamina EP Field Rantau Tomi Wahyu Alimsyah mampu menekan persentase hilangnya minyak yang dipompa dari Rantau ke titik serah di Terminal Pangkalan Susu.
“Oil losses yang pernah mencapai 6% dapat ditekan hingga dibawah angka 0,5% setelah pelaku tertangkap berkat deteksi dari FOL yang ditindaklanjuti tim security,” ungkap Tomi. Butuh sinergi yang kuat, tambah Tomi, antara fungsi produksi dan fungsi security yang juga berkolaborasi dengan pihak berwajib.
FOL merupakan alat inovatif yang dirancang untuk mendeteksi lokasi kebocoran pipa secara real-time menggunakan sensor tekanan (pressure). Dengan sistem berbasis data dan analitik cerdas, FOL mampu mendeteksi kemungkinan kebocoran serta memberikan peringatan dini sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar. Dengan tekonologi canggihnya, FOL mampu mengidentifikasi penurunan tekanan di berbagai titik pipa dan menentukan lokasi kebocoran pipa.
Lebih lanjut, Senior Supervisor Mos & Oil Transportation Pertamina EP Rantau Field Apriansyah menjelaskan pemasangan FOL dipasang di titik-titik jalur pipa Rantau sejak kuarter tiga 2024.
“Sebenarnya dengan memeriksa tekanan, kita bisa tahu apakah penyaluran minyak lewat pipa diganggu atau tidak, namun kita tidak tahu lokasinya. Dengan FOL, peringatan dini muncul sekaligus dengan perkiraan lokasinya. Di tengah hutan pun FOL ini bekerja 24 jam dengan energi listrik tenaga surya,” jelasnya.
Informasi titik lokasi yang dicurigai ini sangat berharga bagi tim security untuk segera mengembangkan kasus dan meringkus pelaku di saat yang tepat. Terhitung sudah ada dua kali penangkapan kategori besar kepada pelaku illegal tapping sejak dipasangnya FOL.
Pada bulan Oktober praktik illegal tapping berhasil diringkus di titik trunkline Dusun Kebun Ubi, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang. Dan pada bulan Februari 2025, kembali dilakukan penangkapan pelaku illegal tapping di Dusun Alur Meranti Desa Bukit Mas Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Manfaat FOL yang dirasakan Pertamina EP Rantau ini sebenarnya merupakan replikasi dari inovasi dari Production & Operation (PO) Pertamina EP Jambi. Insisiasi datang dari Astman PO Pertamina EP Jambi Eko Yugi Priyatno untuk mengembangkan sistem deteksi dini kebocoran pipa bersama tim gugus continous improvement program (CIP) Iwak PO. Di wilayah kerja Jambi, FOL berhasil menurunkan angka losses minyak dari 0,83% (rata-rata tahun 2023) menjadi 0,07% (rata-rata Maret-Oktober 2024). Kedepannya FOL di Field Rantau akan lebih di-improve lagi dengan menambah titik pengamatan untuk lebih meningkatkan akurasi pada saat terjadi kebocoran, serta penambagan alat baru berupa Pressure Gauge Diginal/PGD dan Thermocouple untuk mencegah terjadinya false signal.
Atas keberhasilan implementasi FOL di Rantau dan Jambi, Pertamina Subholding Upstream mengapresiasi dengan penghargaan platinum pada forum inovasi di lingkungan Pertamina yakni Upstream Improvement & Innovation Award (UIIA) 2024. Inovatornya diundang di berbagai forum untuk dapat direplikasikan ke wilayah kerja yang rawan illegal tapping.
Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Pusat Bambang Prayoga turut mengapresiasi implementasi FOL dalam surat resmi kepada General Manager Pertamina Zona 1.
“Kami mengapresiasi upaya inovatif yang dilakukan lewat pengembangan FOL sehingga berhasil menurunkan angka losses pada penyaluran minyak hasil produksi,” ungkapnya. SKK Migas berharap implementasi FOL dapat diperluas ke KKKS-KKKS lain yang menghadapi masalah serupa.***