Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Aceh berkomitmen mendukung kemandirian ekonomi pesantren melalui pembentukan holding usaha berbasis dayah dan pesantren di Aceh. Selaras dengan gagasan yang telah berjalan di level nasional melalui organisasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren).
Kepala Perwakilan BI Aceh, Achris Sarwani yang diwakili oleh Yon Widiyono, Ketua Tim Perumus Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) BI Aceh mengatakan BI serius mendukung pemberdayaan potensi ekonomi dan usaha di kalangan dayah, karena memiliki peran strategis dalam membangun fondasi ekonomi mandiri.
Yon Widiyono menjelaskan gagasan pembentukan wadah bisnis penghimpun unit usaha dayah dan pesantren sejalan dengan agenda pengembangan ekonomi syariah, melalui penguatan ekosistem halal. Langkah tersebut di antaranya mendukung akselerasi dan penguatan unit-unit usaha yang ada di dayah.
“Langkah ini sangat strategis untuk memberdayakan bisnis dayah dan pesantren, sehingga kerja sama antar pesantren semakin erat,” jelasnya di Banda Aceh, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Pesan tersebut terungkap dalam acara Forum Group Discussion (FGD) terkait pemetaan usaha dayah dan pesantren Aceh yang digagas oleh BI Kantor Perwakilan Aceh berkerja sama dengan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh.
Acara tersebut dihadiri ulama kharismatik Aceh yang menjadi Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab. Serta diikuti sejumlah pimpinan dayah Aceh seperti Dr Muntasir (Dayah Jamiah Al Aziziah), Dr Razak (Dayah Daruzzahidin), Waled Rusli Daud (Dayah Mishrul Huda), Dr Muttaqien (Dayah Nura), Dr Abdiansyah Linge (Dayah Maqamam Mahmuda), Tgk Muhammad Saleh (Dayah Darul Mujahadah Al Waliyah), Dayah Enterprenuer Darussalam, serta dari Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Kanwil Kementerian Agama Aceh, Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh.
FGD mengurucut pada pembentukan wadah penghimpun dunia usaha dari dayah dan pesantren, sebagai cabang Hebitren Wilayah Aceh. Harapannya pembentukan formatur kepengurusan dipercepat, mengingat sejumlah agenda prioritas untuk ditindaklanjuti bersama.
Komunikasi strategis perlu diperkuat, sehingga konsep HEBITREN bisa diterima dengan baik di lingkungan dayah dan pesantren di Aceh.
Ayah Sop berpesan agar upaya pembentukan HEBITREN Aceh dilakukan secara bertahap, sehingga dapat mencapai target yang realistis demi kemandirian dayah tanpa melupakan dukungan dari Bank Indonesia Perwakilan Aceh.