Banda Aceh – Relawan PMI Kota Banda Aceh sangat menyayangkan polemik yang saat ini sedang menerpa Organisasi Kemanusiaan tersebut. Mereka menilai, polemik ini telah membuat kisruh dan kegaduhan di masyarakat terkhusus warga Kota Banda Aceh dan sekitarnya.
Hal itu disampaikan Muhammad Ali, anggota Tenaga Sukarela (TSR) PMI Kota Banda Aceh dan juga mantan anggota Korps Sukarela (KSR) Unit Markas angkatan tahun 1999 dalam keterangannya, Jumat, 13 Mei 2022.
“Sangat disayangkan juga jika polemik ini adalah keinginan sekelompok orang untuk merusak nama baik PMI yang selama ini sudah tertata dengan baik,” ungkap Ali yang juga pendonor darah sukarela lebih 70 kali itu.
Menurutnya, rusaknya citra PMI di mata masyarakat ini sangat disayangkan, karena mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap PMI. Lebih disayangkan lagi jika ini dilakukan oleh orang yang notabenenya adalah relawan yang sekarang menjadi pengurus PMI Kota Banda Aceh. Seharusnya mereka membawa PMI Kota Banda Aceh ini ke arah lebih baik.
“Bukan sebaliknya, mereka malah secara tidak langsung telah mencoreng nama baik PMI, bukan hanya di Aceh tapi di seluruh Indonesia. Dan juga telah menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap PMI. Khususnya PMI Kota Banda Aceh, terkhususnya Unit Donor Darah dan terkhususnya lagi dalam hal pengelolaan darah,” tegas Ali.
Menurutnya, apa pun permasalahan yang terjadi di PMI dapat diselesaikan secara internal terlebih dahulu, baik itu tingkat PMI kabupaten/kota, provinsi maupun pusat. Apalagi PMI punya aturan dan struktur yang jelas dan berjenjang dalam menjalankan misi kemanusiaan seperti yang tercantum dalam tujuh prinsip palang merah dan bulan sabit merah Internasional, Konvensi Jenewa, peraturan organisasi, AD/ART dan Undang-Undang Kepalangmerahan.
“Seperti kita ketahui bersama PMI kota Banda Aceh sudah membuktikan kiprahnya kepada warga Banda Aceh baik saat konflik/bencana alam atau dimasa seperti sekarang ini. Kami sebagai relawan selalu berusaha sebaik mungkin bekerjasama dengan masyarakat guna melancarkan misi kemanusiaan sesuai dengan apa yang diamanahkan kepada palang merah,” jelas Ali.
Karena itu, Ali berharap kepada masyarakat jangan langsung mudah terpengaruh dari pemberitaan yang belum jelas, jadilah netizen yang bijak dalam berkomentar, agar tidak dapat merugikan banyak pihak.
“Kami juga sangat berharap kepada Ketua PMI Kota Banda Aceh, Dedi Sumardi agar segera mungkin dapat normalkan kondisi ini dengan baik, sesuai ketentuan yang telah diatur oleh PMI, prinsip dasar, atau statuta lainnya. Kami yakin beliau bisa kembalikan citra PMI,” harapnya.
Ia juga mendesak Ketua PMI Banda Aceh untuk meminta pihak yang telah membuat kegaduhan ini agar dapat bertanggungjawab atas apa yang telah mereka lakukan.
Terakhir, Ali mengucapkan terima kasi atas dukungan semua pihak, terutama kepada pihak media, insan pers dan wartawan yang telah berkontribusi dan menyebarkan informasi positif tentang PMI kepada semua lapisan masyarakat.
“Kami juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang tidak gegabah dalam menyikapi apa yang sedang menimpa PMI Kota Banda Aceh,” pungkasnya.