Banda Aceh,Jaringanberitaaceh.com – Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, membuka kegiatan sosialisasi tujuh dimensi lanjut usia (lansia) tangguh, di Aula Wisma Permata Hati, Sabtu, 12 Maret 2022.
Kegiatan penguatan keluarga lansia, yang diprakarsai oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan PKK Aceh tersebut, dilakukan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan para lanjut usia dalam sebuah keluarga.
Ketua TP-PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, mengatakan, pemberdayaan lansia dalam keluarga, merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Agar kelompok sepuh itu mampu menjalani usia senja dengan sikap positif. Hal itulah menjadi modal dasar para lansia untuk dapat hidup bahagia, sehat dan sejahtera.
Dyah menjelaskan, keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung kehidupan lansia, agar mereka tetap hidup sehat, mandiri, aktif dan produktif. Karena itulah, pembinaan ini diberikan agar pengetahuan dan informasi perawatan bagi lansia bisa diberikan oleh keluarga secara optimal.
“Peran keluarga dalam pendampingan merawat mampu membangun peradaban bangsa. Bangsa kita akan menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang sejahtera, jika keluarga-keluarga kita juga kuat dan sejahtera,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Dyah, pembangunan keluarga juga, tidak terlepas dari peran penting perempuan di rumah, baik sebagai penggerak pembangunan, sekaligus sebagai motivator dalam peningkatan kualitas hidup masing-masing di keluarga. Hal itulah, yang terus digerakkan TP PKK Aceh melalui 10 program pokoknya.
Karena peran besar tersebut, Ketua TP PKK Aceh, pada kesempatan sama, mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada para perempuan yang selama ini telah bekerja membantu dan mendukung pemerintah dalam mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Sahidal Kastri, menyebutkan, ada 7 dimensi lansia tangguh yang perlu diketahui para keluarga dalam merawat lansia.
Ke tujuh dimensi itu adalah, dimensi spiritual, sosial, emosional, fisik, intelektual, profesional dan vokasional, serta lingkungan. Ketujuh dimensi itu, dirangkum untuk meningkatkan kepekaan keluarga terhadap pelayanan lansia, agar dapat menjadi perhatian khusus pada kehidupan sehari-hari, supaya mereka sehat, mandiri, produktif dan bahagia.
Dengan memahami dan menguasai dimensi ini, kata Sahidal, para lansia bisa belajar untuk menerima keadaan bahwa ia mengalami perubahan fisik dan psikis saat menjadi lansia dan tentunya tetap sehat, produktif dan mandiri.
Selain itu, menambahkan, berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2021, Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) di Aceh, juga berhasil menduduk posisi di atas rata-rata nasional dan menempati posisi tertinggi di antara provinsi lain di Indonesia.
Bangga diukur dari 3 indikator, yaitu ketenteraman, kemandirian dan kebahagiaan.
“Alhamdulillah, dari 3 dimensi kita berhasil duduk diperingkat pertama pada indeks kebahagiaan keluarga. Walaupun dimensi kemandirian masih kurang, tapi secara keseluruhan dimensi kita capai 60,43,” pungkasnya.