Banda Aceh, JBA – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Perwakilan UNICEF Aceh menyelenggarakan “Kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Isu Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP)”. Pelatihan yang berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Aceh, Bnada Aceh, Selasa, 10 Desember 2024 ini diikuti 30 penyuluh agama dari Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar sebagai batch pertama dari total 180 peserta. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi penyuluh agama dalam menyampaikan pesan kesehatan yang relevan kepada masyarakat, khususnya calon pengantin, dengan fokus pada kesehatan ibu, anak, dan keluarga.
Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama menggarisbawahi peran penting penyuluh agama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu kesehatan.
“Penyuluh agama memiliki posisi strategis sebagai jembatan antara nilai-nilai agama dan kesehatan. Dengan pendekatan komunikasi yang efektif, mereka dapat membantu meluruskan pemahaman yang keliru, seperti mitos tentang imunisasi atau kehamilan, dengan perspektif yang sesuai dengan ajaran agama,” ujar Andi dalam sambutannya.
Andi Yoga Tama menambahkan tantangan kesehatan ibu dan anak di Aceh masih signifikan, termasuk angka kematian ibu yang tinggi, kasus gizi buruk dan stunting, serta rendahnya akses layanan kesehatan.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap penyuluh agama dapat memperkuat kesadaran, komitmen, dan perilaku masyarakat, khususnya calon pengantin, untuk mendukung kesehatan ibu dan anak secara holistik,” lanjutny dalam acara yang dihadiri Kepala Bidang Penerangan Agama Islam (Kabid Penaiszawa) Kanwil Kemenag Aceh, H Zulfikar MAg, Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag Aceh, Dr H Mukhlis dan Ketua Tim Penyuluh Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh, Hj Evi Sri Rahayu MSos.
Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs H Azhari MSi mengapresiasi Unicef Perwakilan Aceh yang berinisiasi melakukan Training of Trainer (ToT) Komunikasi Antar Pribadi (KAP) tentang Isu Kesehatan Ibu dan Anak. Tentu ini sebagai upaya menjaga kesehatan ibu dan anak, mencegah penyakit, dan mencegah peningkatan stunting di Aceh.
“Penyuluh agama adalah figur yang dihormati dan dipercaya masyarakat. Pesan yang mereka sampaikan, termasuk terkait kesehatan, cenderung diterima dengan baik. Ini adalah peluang besar untuk mendukung upaya pemerintah menurunkan angka kematian ibu dan anak di Aceh,” ujar H Azhari saat membuka Tot KAP
H Azhari menekankan pentingnya penguasaan komunikasi interpersonal sebagai kunci sukses penyuluh agama dalam menyampaikan informasi kesehatan yang sesuai dengan nilai-nilai agama.
“Komunikasi yang efektif tidak hanya mampu menyampaikan pesan, tetapi juga membangun kepercayaan dan menjawab kekhawatiran masyarakat secara langsung,” tambahnya.
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi para penyuluh agama, tetapi juga memperkuat peran mereka sebagai agen perubahan dalam mendukung program kesehatan pemerintah. Selain itu, kegiatan ini menjadi langkah lanjutan kolaborasi strategis antara Kemenag dan UNICEF dalam memastikan kesehatan ibu dan anak di Aceh menjadi prioritas bersama.
Kegiatan ini ditutup dengan optimisme bahwa penyuluh agama dapat menjadi garda terdepan dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat dan menciptakan perubahan positif dalam perilaku kesehatan masyarakat Aceh.
Perwakilan UNICEF Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh akan melakukan kegiatan yang sama di dua titik berbeda, yaitu Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Barat, yang akan dilaksanakan pada Desember 2024. Selanjutnya pada Januari-Maret 2025 akan dilakukan evaluasi sebagai tindaklanjut kegiatan sebelumnya.