Bandung, JBA – Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr (Han)., menghdadiri pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2024, yang dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) K.H. Ma’ruf Amin, di Pullman Grand Central Bandung, Rabu (24/04/24).
Pada kesempatan tersebut Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberikan butir-butir arahan dalam benanggulangan bencana. (Bidang Komunikasi Kebencanaan/Dume Harjuti Sinaga & Danung Arifin)
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi penyelenggaraan Rakornas PB 2024 sebagai upaya untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi penanggulangan bencana di Indonesia. Rapat Koordinasi yang dihadiri lebih dari 2.000 peserta tersebut mengangkat tema “Pengembangan Teknologi dan Inovasi dalam Penanggulangan Bencana”.
Tema tersebut diangkat seiring dengan tantangan masa kini. Fenomena alam, berbagai jenis bencana dan kompleksitas dampaknya yang semakin berat berpengaruh pada peningkatan kerentanan wilayah terhadap bencana. Hal tersebut dapat diperburuk dengan dampak perubahan iklim dunia.
Kondisi tersebut menutut upaya penanggulangan bencana yang lebih cermat dan inovatif. Sehingga seluruh langkah dan rencana tanggap darurat yang dilaksanakan harus mampu mengurangi dampak bencana terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
“Saya minta agar pengembangan teknologi dan inovasi dalam penanggulangan bencana di dalam negeri untuk terus dioptimalkan. Dorong integrasi teknologi dan inovasi berbasis data yang valid, sebagai kunci terwujudnya efektifitas dan efisiensi aksi dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,” ujar Wapres Ma’ruf Amin.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melaporkan, tantangan bencana ke depan semakin kompleks. Dampak perubahan iklim semakin terasa dan membuat dampak bencana semakin signifikan.
Kepala BNPB mengatakan, keselarasan antara strategi dan kebijakan harus didukung inovasi dan teknologi yang memungkinkan respons cepat. Ini akan dapat menjawab tantangan perencanaan untuk mengantisipasi, mencegah dan membangun kesiapsiagaan.
Di samping itu, Suharyanto juga menggarisbawahi, inovasi dan teknologi yang dirancang tadi akan mampu menunjang ekosistem aksi dini di Tingkat masyarakat.
“Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, fase tanggap darurat akan lebih efektif jika didukung oleh ketersediaan logistik dan peralatan yang cukup, agar transisi darurat dan fase rehabilitasi dan rekonstruksi bisa diakselerasi,” ujar Suharyanto.
Rakornas PB 2024 menjadi sarana koordinasi antara BNPB dan BPBD serta mitra kerja terkait di tingkat pusat dan daerah, tentunya dalam penyelenggaraan penanggulangna bencana.
Melalui kegiatan nasional ini, BNPB berharap Rakornas PB 2024 bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan mengevaluasi pencapaian program penanggulangan bencana, menginternalisasi dan menyelaraskan rencana program penanggulangan bencana di tingkat nasional-provinsi dan kabupaten/kota dan menyusun rekomendasi kebijakan BNPB dan BPBD di tahun ini, serta membuka wawasan teknologi dan inovasi dalam kebencaaan secara lebih luas.
Kegiatan ini dihadiri peserta dari unsur Pentaheliks, di antarnaya perwakilan Kementerian dan Lembaga, DPR-RI, Duta Besar Negara Sahabat, Kepala Daerah, BPBD provinsi, unsur Pimpinan TNI, Polri, BPBD Kabupaten atau Kota, Akademisi, Praktisi, Perwakilan Dunia Usaha, Media, dan Organisasi Masyarakat.