Banda Aceh, JBA – Mie Kocok Blang Pidie menjadi salah satu kuliner andalan yang dipamerkan di anjungan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh.
Kuliner khas dari daerah barat selatan Aceh ini paling diburu oleh pengunjung, khususnya warga Abdya dan sejumlah pengunjung dari daerah lain.
“Sengaja datang ke Anjungan Abdya untuk membeli mie kocok Blang Pidie, sudah lama juga tidak pernah makan, terakhir saat saya pulang kampung,” kata Reva, salah satu warga Abdya yang menetap di Banda Aceh, Minggu 12 November 2023.
Baginya, mencicipi mie kocok Blang Pidie sebagai obat pelepas rindu pada kampung halaman. “Beberapa bulan lalu pulang ke kampung tapi tidak sempat beli,” ujar Reva.
Menurutnya, rasa mie kocok yang ada di anjungan Abdya tak jauh beda dengan mie kocok dari tempat aslinya. “Rasanya masih sama karena yang jualnya kan orang Abdya juga, jadi ciri khasnya masih dapat,” ungkapnya.
Mie kocok Blang Pidie yang dipamerkan di anjungan Abdya rata-rata laku antara 100 hingga 200 porsi per hari. Harganya pun juga cukup terjangkau yaitu Rp15 ribu per porsi. Stan kuliner mie kocok ini persis berada di samping anjungan Abdya.
“Alhamdulillah selama PKA berlangsung lakunya lumayan banyak bahkan malam kemarin itu 200 porsi,” kata Arbi, owner mie kocok Blang Pidie Cafe Ameh.
Menurut Arbi, kuliner ini konon sejarahnya telah ada sejak tahun 1960-an. Dulu, mie kocok Blang Pidie pertama dijual oleh warga dari keturunan Tionghoa yang menetap di Abdya. Namun sekarang seiring perkembangan zaman, kuliner satu ini mulai diproduksi dan dipopulerkan oleh masyarakat lokal.
“Tidak sah rasanya kalau berkunjung ke Abdya jika belum mencoba mie kocok Blang Pidie,” ujar Arbi.
Lalu, kenapa disebut mie kocok Blang Pidie? Menurut Arbi, nama ini telah disematkan oleh masyarakat di sana sebelum daerah itu dimekarkan menjadi Kabupaten Abdya.
Sekilas, mie kocok Blang Pidie terlihat memang seperti mie kocok pada umumnya. Namun, yang berbeda dari kuliner ini adalah pada ciri khas rasa yang menggugah selera. Dipadukan kuah kaldu dari tulang sapi, membuah rasanya jadi beda dengan mie kocok lainya.
“Yang berbeda ada pada kuahnya, kalau mie kocok Blang Pidie kuahnya lebih encer, bukan seperti kuah bakso. Kuah ini dicampur dengan kaldu sehingga tidak ada penyedap rasa atau micin,” kata Arbi.
Kemudian, tekstur mie-nya juga cukup lembut. Sebab bahan dasar mie kocok ini adalah mie putih berukuran besar atau mie tiaw. Mie ini dibuat dari tepung beras dan tepung kanji.
“Di Banda Aceh tidak ada mie ini, jadi ini kami datangkan langsung dari Abdya,” sebut Arbi.
Ada beberapa menu pendukung lainya yang terdapat dalam mie kocok Blang Pidie, seperti cincang ayam semur, acar bawang, bawang goreng, daun sup. “Lebih mantap lagi kalau ditambah telur kampung setengah matang, rasanya makin mantap,” kata Arbi.
Mie kocok Blang Pidie sudah terkenal hingga ke sejumlah daerah. Arbi mengatakan, ada sejumlah pelanggannya bahkan dari Jakarta. “Kita kirim dengan pesawat dan langsung bisa dimakan setiba di Jakarta. Jadi tergolong bisa tahan lama lah makanan ini,” pungkasnya.