Bireuen, JBA – UPTD PPA DPMGPKB Kabupaten Bireuen sukses menggelar Pertemuan Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektoral pada 18-19 November 2024 di Aula UPTD PPA Peusangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa SMA dan SMP, serta guru, mengenai pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP), Kekerasan Terhadap Anak Perempuan (KTAP), Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan perkawinan anak.
Plt Kabid PPPA, Liza Wahyuni, SST., MKM saat ddiemui media mengungkapkan harapan besar agar kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk memperkuat kolaborasi lintas sektoral dalam upaya perlindungan anak dan perempuan di Kabupaten Bireuen. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga memicu semangat untuk bekerja sama dalam mencegah segala bentuk kekerasan dan pelanggaran hak anak,” paparnya.
Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, termasuk para narasumber dan peserta.
“Semoga dari pertemuan ini, kita semua bisa semakin memahami peran masing-masing dalam menjaga dan melindungi generasi penerus bangsa,” harapnya Liza.
Dalam acara yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan dua pemateri utama yaitu Munizar M. Arby, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Dan Syahrati, M. Si., Penyuluh Agama Islam Kabupaten Bireuen.
Dalam sesi pertama, Munizar membahas pentingnya Peran Orang Tua, Sekolah, dan Masyarakat dalam Mengatasi Bullying.
Dalam paparannya, Munizar menjelaskan bullying adalah masalah serius yang bisa terjadi di mana saja, baik di sekolah, di rumah, atau bahkan di lingkungan masyarakat. Dampaknya sangat besar, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelaku dan masyarakat secara keseluruhan. Ia menekankan bahwa mengatasi bullying bukan hanya tugas sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua dan masyarakat secara keseluruhan.
“Untuk itu, kita semua baik itu orang tua, guru, dan masyarakat, memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi dan mencegah bullying. Pengalaman bullying pada anak akan dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak anak. Perubahan ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental dan emosional mereka”, jelasnya.
Selama presentarai berjalan, Munizar juga mengadakan sesi interaktif dengan peserta, mengajak mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka terkait bullying dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
Selain Munizar, Syahrati turut berbagi materi tentang “Sahabat Sejati: Membentuk Karakter Anak yang Tangguh dan Peduli”. Menyoroti pentingnya Memilih sahabat yang baik sangat penting dalam membantu membentuk karakter anak yang tangguh dan peduli. Materi ini tidak hanya disampaikan secara teori, tetapi juga melalui pendekatan interaktif yang mengajak peserta untuk lebih aktif berpartisipasi.
Syahrati memulai sesi dengan sebuah ice breaking yang melibatkan peserta dalam diskusi ringan, bertujuan untuk mencairkan suasana dan menggugah minat peserta agar lebih terbuka dalam berbagi pandangan mereka tentang pentingnya karakter dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
“Karakter yang tangguh dan peduli itu terbentuk dari pilihan-pilihan kecil yang kita buat setiap hari, termasuk pilihan untuk bergaul dengan siapa. Maka, pilihlah sahabat yang bisa membawa kalian ke jalan yang baik, yang mendukung impian kalian, dan yang akan selalu membantu kalian menjadi pribadi yang lebih kuat dan penuh kasih.”pesannya.
Para peserta, yang terdiri dari siswa SMA/SMP/Pasantren, Forum anak, Fasilitator Anak dan guru, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pendekatan interaktif yang digunakan selama sesi. Siswa-siswa merasa lebih terlibat dalam diskusi dan merasa bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
“Materi yang diberikan sangat bermanfaat, dan cara penyampaiannya membuat kami lebih memahami pentingnya membentuk karakter yang baik dalam mencegah bullying. Kami jadi lebih sadar tentang bahaya bullying dan perkawinan anak,” ungkap salah satu peserta dari unsur siswa.
Guru-guru yang hadir juga memberikan respon positif. Mereka mengungkapkan bahwa sesi interaktif ini sangat membantu untuk mengajak siswa berpikir kritis mengenai masalah yang mereka hadapi sehari-hari di lingkungan sekolah dan keluarga. Mereka juga mengapresiasi cara penyuluhan yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga mengajak siswa untuk lebih berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
Salah satu panitia penyelenggara, Intan Sari mengharapkan dengan adanya kerjasama lintas sektoral akan terbentuk kerjasama yang baik untuk penanganan kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan.
“Dengan semangat yang tinggi, acara ini berhasil memberikan dampak positif dalam memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak di Kabupaten Bireuen”, imbuhnya.