Banda Aceh, JBA – Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Kabid Penaiszawa), Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh, H Zulfikar SAg MA membuka kegiatan Penyuluh Agama Islam Award Tingkat Provinsi Aceh 2024, di Grand Arabia Hotel, Banda Aceh, Sabtu, 25 Mei 2024.
Ketua panitia pelaksana, Dra Evi Sri Rahayu MSos mengatakan ada delapan peserta yang akan mengikuti kegiatan tersebut dalam delapan kategori, yaitu Peningkatan Literasi Alqur’an, Pendamping Kelompok Rentan, Pelestarian Lingkungan, Pemberdayaan Ekonomi Umat, Kesehatan Masyarakat, Penegakan Hukum, Metode Penyuluhan Baru dan Penguatan Moderasi Beragama.
Seluruh peserta, kata Evi Sri Rahayu, yang mengikuti kegiatan Penyuluh Agama Islam (PAI) Award akan diikutsertakan pada tingkat nasional.
“Namun apakah Aceh akan dipanggil ke delapan kategori. Itu tergantung dengan hasil karya peserta,” ujar Evi Sri Rahayu yang juga Ketua Tim Penyuluh Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh.
Ia menegaskan, panitia pelaksana tingkat pusat akan menyeleksi seluruh dokumen yang terdiri dari fortofolio peserta, karya tulis ilmiah (KTI), dan video yang dibuat masing-masing peserta. Kegiatan PAI award tingkat Provinsi Aceh ini lebih kepada pembinaan dan mengevaluasi berkas yang telah dibuat.
“Alhamdulillah masih ada waktu untuk memperbaiki. Jadi mohon dimanfaatkan kesempatan ini demi kesempurnaan karya,” ujarnya.
Kabid Penaiszawa, H Zulfikar dalam arahannya meminta seluruh peserta mengikuti pembinaan dengan serius, karena seluruh peserta akan menjadi duta Aceh pada tingkat nasional.
“Insyaallah Aceh akan mengirim perwakilan delapan kategori,” sebut pria yang biasa disapa Ustaz Zul ini.
H Zulfikar menjelaskan tahun 2023 Aceh bertengger di urutan kedua setelah Provinsi Jawa Timur, dengan meraih dua kategori terbaik. Tahun 2024 Aceh menarget hal yang sama, bahkan kalau bisa lebih baik dari tahun lalu.
“Target kita Jawa Timur urutan kedua dan Aceh urutan pertama. Insyaallah bisa,” harap Pimpinan Pesantren Darul Tahfidz Al-Ikhlas Ajun ini, yang spontan seluruh peserta mengamininya.
H Zulfikar meminta seluruh PAI memaksimalkan peran dunia digital (android) dan media sosial untuk sarana berdakwah, karena suka atau tidak suka semua harus berhadapan dengan dunia maya.
“Sebab itu seluruh PAI harus melek teknologi, jangan gagap teknologi (gaptek). Dengan demikian dakwah akan masuk keseluruh dimensi kehidupan umat,” jelasnya.
Ia menyebutkan ada tiga dewan juri yang akan menilai seluruh peserta, yaitu H Akhyar penilai bidang presentase power poin, Agus Salim penilai bidang video dan dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry T Zulyadi penilai bidang karya tulis ilmiah (KTI). |Abu Teuming|