Banda Aceh, Jaringanberitaaceh.com – Tgk Musannif mengatakan tes baca Alquran merupakan suatu kekhususan yang diberikan kewenangan oleh Undang-undang Pemerintah Aceh dalam pelaksanaan syariat Islam. Melalui tes baca Alquran bagi calon legislatif (Caleg) di Aceh diharapkan mampu membaca Alquran sebagai komitmen menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup.
“Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kontestasi politik di Aceh. Seiring waktu, standar tes bacaan mengalami peningkatan. Alhamdulillah hari ini semakin baik,” ujar Ketua Yayasan Darul Ihsan Abu Krueng Kalee ini saat diskusi “Tes Baca Quran Bacaleg; Antara Formalitas dan Entitas” yang digelar Gerakan Pemuda Subuh (GPS), di warung kopi SMEA Premium Peurada, Banda Aceh, Sabtu pagi, 10 Juni 2023.
Tgk Musannif beharap ke depan tahapan caleg ikut uji baca Alquran bukan hanya formalitas saja, tapi punya nilai lebih yang kemudian dapat direalisasikan dalam kebijakan jika terpilih jadi pemimpin rakyat.
Ia menyebutkan, berdasarkan pengalaman tes baca Alquran sebagai juri, memang masih ada caleg yang belum mampu baca Quran. Itu sebab, program ini bagus sebagai filterisasi caleg unggul dalam semua sisi, bukan hanya unggul ide dan program kerja. Ke depan tahapan uji baca Quran harus lebih baik sehingga dapat melahirkan tokoh Aceh yang memiliki kesadaran spritual dalam mengemban amanah rakyat.
Sementara Komisioner Komisi Independen (KIP) Aceh, Tgk Akmal Abzal mengatakan fenomena tes baca Alquran menjadi prosesi pen-caleg-an di Aceh telah. Ini menunjukkan bahwa tes baca Alquran tidak hanya formalitas tetapi tahapan yang harus dipersiapkan secara matang dan menjadi suatu kesakralan dalam kehidupan masyarakat Aceh, khususnya para politikus.
“Kiita harus perkuat kembali dengan keputusan KPU dan qanun Aceh supaya pelaksana teknis punya payung hukum,” sebutnya.
Menurutnya, tahapan yang ketat menjadi proses produksi caleg berkualitas dan memiliki spritual keislaman sehingga ketika terpilih punya cita-cita besar untuk pelaksanaan syariat Islam kafah.
Tgk Akmal Abzal juga menekankan pentingnya perwakilan rakyat menjaga marwah diri dan identitas keacehan, baik penampilan, perilaku, dan kemampuan keagamaan seperti baca Alquran.
FGD ini dihadiri Ketua MAA Banda Aceh Tgk Ameer Hamzah, Ketua Umum Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Tgk Mustafa Husen Woyla. Ketua BKPRMI Aceh Dr Mulia Rahman, penasihat GPS Ustaz Irhamullah, pembina GPS Ustaz Basri Efendi serta jemaah GPS.
soft music
soft music